Eropa, arena pertarungan terakhir yang diharapkan mengikuti jejak AS, ternyata juga menolak keras keputusan Trump. Lawatan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu ke Eropa, Minggu dan Senin (10-11/12), dengan mengunjungi Perancis dan kantor Uni Eropa di Brussels, Belgia, gagal total membujuk Eropa agar ikut jejak AS.
Bahkan, Presiden Perancis Emmanuel Macron dan PM Belgia Charles Michel mengajukan inisiatif bersama Perancis-Belgia ke forum pertemuan Uni Eropa, Jumat (15/12), yang menegaskan Jerusalem ibu kota negara Israel dan Palestina. Maka, pertarungan politik dan diplomasi terkait kota Jerusalem sesungguhnya sudah selesai dengan posisi kaukus anti-keputusan Trump yang membentang dari Eropa, Afrika, Timur Tengah, Asia, dan Amerika Latin jauh berada di atas angin.
AS dan Israel kini secara politik dan diplomasi praktis terkucil pasca-keputusan kontroversial Trump pada 6 Desember lalu. Dengan kata lain, AS dan Israel merasa lebih banyak kerugian daripada keuntungan yang didapat akibat keputusan Trump itu.
Ibarat pertandingan sepak bola, jalannya permainan berubah total. Semula posisi AS dan Israel menyerang ketika Trump mengumumkan Jerusalem sebagai ibu kota Israel, tetapi kini justru AS dan Israel dalam posisi bertahan menghadapi gempuran serangan balik kaukus anti-Trump.
Netanyahu, Kamis lalu, pun menginstruksikan para dubes Israel di Eropa segera melakukan lobi tingkat tinggi untuk menggagalkan serangan inisiatif bersama Perancis-Belgia tentang kota Jerusalem tersebut. AS mulai sedikit mundur dari keputusan kontroversial Trump itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Heather Nauert, seperti dikutip koran Al Hayat edisi Jumat kemarin, mengatakan, Trump tetap berkomitmen pada proses perdamaian dan tetap mendukung solusi dua negara. Perbatasan kedaulatan Israel di kota Jerusalem masih bisa dirundingkan dalam perundingan final Israel-Palestina. Pernyataan yang masih membuka peluang terbaginya kota Jerusalem ini baru pertama kali itu disampaikan Pemerintah AS sejak keputusan Trump pada 6 Desember.
Pertarungan selanjutnya terkait kota Jerusalem yang justru lebih krusial dan menarik bukan soal tujuan ke Jerusalem karena semua sudah bersatu tujuan, melainkan jalan menuju Jerusalem yang berbeda satu sama lain.
Pertarungan di OKI
Pertarungan seru terkait perbedaan jalan menuju Jerusalem justru terjadi di tubuh OKI antara kubu Arab Saudi dan Iran. Pertarungan itu sudah terlihat dalam forum KTT Luar Biasa OKI di Istanbul, Turki, ketika kubu Arab Saudi—Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Bahrain—hanya mengirim menteri luar negerinya ke forum itu.
Adapun kubu Iran mengirim orang nomor satunya, semisal Presiden Iran Hassan Rouhani, Presiden Lebanon Michel Aoun, Presiden Irak Fuad Masum, dan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan berbagai pernyataan kerasnya terhadap AS dan Israel terakhir ini lebih dekat ke kubu Iran.
Kubu Arab Saudi sudah membaca KTT OKI hanya akan menjadi panggung kubu Iran dan
simpatisannya, apalagi Turki tuan rumahnya. Mereka sangat tidak menghendaki jalan menuju Jerusalem didominasi dan dikontrol kubu Iran yang dinilai hanya meledakkan situasi dan bisa dimanfaatkan kelompok radikal macam milisi Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) dan simpatisannya.
Karena itu, kendati secara formal tetap berada di koridor OKI, kubu Arab Saudi dalam waktu yang sama menggunakan jalan lain menuju Jerusalem. Mereka hampir dipastikan lebih memilih menggunakan jalur sejuk dan tenang dengan melakukan lobi langsung kepada Trump dan lingkarannya agar memberi peluang win-win solution terkait Jerusalem. Pertemuan mendadak antara Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman dan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan, Kamis lalu, di Riyadh, antara lain membahas kota Jerusalem.
Arah skenario kubu Arab Saudi sudah disampaikan Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir dalam wawancara dengan televisi France 24, Kamis lalu, bahwa Pemerintah AS kini sangat serius menyiapkan konsep kesepakatan damai atas dasar solusi dua negara Israel-Palestina. Namun, rincian konsep masih digodok.