RIYADH, SELASA — Pemerintah Arab Saudi kembali mengumumkan pencegatan peluru kendali di dekat Riyadh, ibu kota negara itu. Saudi menyebut rudal itu ditembakkan dari Yaman.
Rudal itu dicegat oleh sistem pertahanan udara Saudi, Selasa (19/12). Sejumlah saksi mata melaporkan, ada suara ledakan di udara di selatan Riyadh. Suara ledakan itu diikuti gumpalan asap di udara.
Pusat Komunikasi Internasional Arab Saudi mengumumkan, tidak ada korban dalam serangan itu. Riyadh menyatakan, serangan itu mengarah ke kawasan permukiman. Mereka juga menyebut kelompok pemberontak Houthi di Yaman sebagai pihak yang melepaskan rudal itu.
Tudingan itu tidak dibantah kelompok Houthi. Bahkan, seorang juru bicara Houthi mengatakan, rudal itu diarahkan ke Istana Al-Yamana di Riyadh. Houthi menyasar istana itu karena di sana sedang ada pertemuan para menteri.
Bukan kali ini saja Arab Saudi mencegat rudal Houthi yang diarahkan ke Riyadh. Pada awal November lalu, mereka mencegat rudal yang mengarah ke Bandara King Khalid, Riyadh. Arab Saudi membalas tembakan rudal itu dengan serangan udara ke basis-basis Houthi.
Riyadh menuding rudal Houthi dipasok Iran. Amerika Serikat mengumumkan, mereka mempunyai bukti bahwa rudal yang ditembakkan Houthi ke Riyadh adalah milik Iran. Tudingan itu dibantah Iran.
Sejak Saudi menggempur Yaman pada 2015, Houthi sudah berkali-kali menembakkan rudal ke wilayah Saudi dan mitra koalisinya. Awal Desember lalu, Houthi mengklaim telah menembakkan rudal ke calon reaktor nuklir Uni Emirat Arab. Klaim itu dibantah UAE.
Perang di Yaman belum memperlihatkan tanda akan berakhir dalam waktu dekat. Arab Saudi dan mitra koalisinya beralasan membantu Presiden Yaman Abed Rabbo Mansour Hadi melawan pemberontak. Karena itu, mereka rutin membombardir berbagai tempat di Yaman.
Serangan koalisi Saudi
Serangan udara koalisi Saudi tidak hanya mengenai milisi Houthi. Komisi Tinggi HAM PBB menyebut, 136 warga sipil tewas pada 6-18 Desember ini akibat serangan udara koalisi Saudi.
Selain membombardir, Arab Saudi dan koalisinya juga memblokade Yaman. Blokade itu membuat pasokan aneka kebutuhan ke Yaman tersendat. Akibatnya, paling sedikit 8 juta warga Yaman kelaparan. "Kami sangat prihatin dengan kenaikan jumlah korban sipil sejak peningkatan serangan udara di Yaman," ujar Juru Bicara Komisi Tinggi HAM PBB Rupert Colville.
PBB, antara lain, juga memverifikasi serangan udara pada 12 Desember lalu ke penjara di Shaub, Sana\'a. Serangan itu menewaskan 45 loyalis Presiden Mansour Hadi yang ditahan di sana.
Serangan di Hodeidah, Jumat (15/12), menewaskan 14 anak dan 6 orang dewasa. Adapun pada Sabtu pekan lalu di Marib, 1 perempuan dan 9 anak yang baru pulang dari pesta pernikahan tewas akibat serangan udara oleh koalisi Saudi. Di Taiz tercatat 87 orang terluka karena serangan udara. (AP/REUTERS/RAZ)