Selama satu tahun terakhir ada 15 warga Korut yang menyeberang langsung ke Korsel dengan melewati rute berbahaya baik di darat maupun laut. Angka ini meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu. Jumlah mereka yang menyeberang langsung ke Korsel itu meliputi pembelotan prajurit Korut pada Kamis kemarin dan beberapa pekan lalu.
Ditambah dengan mereka yang menyeberang ke Korsel lewat China, jumlah total warga Korut yang membelot mencapai 880 orang.. Kementerian Pertahanan Korsel menyebutkan, sejak Perang Korea 1950-1953 berakhir, 30.000 warga Korut menyeberang ke Korsel, sebagian besar melalui China.
Jalur lewat China banyak dipilih karena penjagaan yang tidak terlalu ketat seperti di zona demiliterisasi yang penuh dengan ranjau, kawat berduri, kamera pemantau, pagar listrik, dan ribuan tentara bersenjata di kedua sisi. Zona itu memiliki panjang 248 kilometer dan lebar 4 kilometer.
Militer Korsel, kemarin, menyatakan, sebelum melepas tembakan peringatan dengan senapan mesin, pasukannya di perbatasan mendengar suara tembakan dari arah Korut. Juru bicara Kepala Staf Gabungan Korsel, Roh Jae-cheon, mengatakan, motif penyeberangan tentara Korut itu masih diselidiki. Tentara ini dilaporkan berusia 19 tahun.
Ditembak berkali-kali
Prajurit Korut kerap mencoba menyeberang langsung ke Korsel lewat perbatasan darat, tetapi jarang berhasil. Peristiwa paling dramatis sepanjang sejarah terjadi sekitar lima pekan lalu ketika tentara Korut, Oh Chong Song (24), ditembak lima kali oleh anggota militer negara itu saat menyeberang ke Korsel.
Ia selamat dan dirawat di rumah sakit. Tempat ia menyeberang adalah obyek wisata yang sering dikunjungi turis asing.
Total jumlah pembelot lewat perbatasan langsung ataupun lewat China yang dengan selamat sampai di Korsel berkurang jauh sejak Pemimpin Korut Kim Jong Un mulai berkuasa akhir 2011.
Berhenti sementara
Pembelotan tentara Korut dikhawatirkan akan mempersulit upaya Korsel memastikan penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin 2018 berjalan mulus. Olimpiade dimulai Februari mendatang di Pyeongchang.
Presiden Korsel Moon Jae-in mengusulkan latihan militer bersama antara Korsel dan Amerika Serikat dihentikan sementara sampai Olimpiade berakhir. Harapannya, hubungan Korsel dan Korut bisa membaik.
Namun, pernyataan ini diralat lewat pernyataan bahwa usulan penghentian sementara latihan militer tergantung pada sikap provokatif Korut.