Massa yang menolak memaafkan Fujimori menyampaikan kemarahan di dekat kantor presiden. Mereka meminta Presiden Kuczyinski keluar dari kantornya. ”Fujimori pembunuh dan pencuri. Tak ada pengampunan!” demikian bunyi salah satu spanduk yang dibentangkan massa.
Para kerabat korban kebrutalan Fujimori ikut ambil bagian dalam unjuk rasa. Mereka menyatakan, pengampunan tak sepadan dengan kejahatan yang dilakukan mantan presiden itu.
Aksi tersebut merupakan reaksi atas keputusan Presiden Kuczynski yang memerintahkan pemberian maaf kepada Fujimori dan tujuh terpidana lainnya dengan alasan kemanusiaan.
Pasukan polisi antihuru-hara menghadang massa agar tak menuju ke klinik tempat Fujimori dirawat. Polisi menyemprotkan gas air mata dan memasang barikade untuk menghalau pengunjuk rasa. Sementara puluhan pendukung Fujimori setia menunggu di luar klinik.
Lembaran baru
Presiden Kuczynski yang hampir dimakzulkan meminta para pemrotes agar membuka lembaran baru dan menerima keputusannya memberikan maaf kepada Fujimori. Hal ini dinyatakannya dalam pidato, Senin.
”Saya yakin, kita yang merasa demokratis tak boleh membiarkan Alberto Fujimori meninggal di penjara karena keadilan itu bukan balas dendam,” kata
Kuczynski. ”Ini semata tentang kesehatan dan kesempatan hidup mantan presiden Peru yang telah melakukan kesalahan besar, sudah dihukum dan sudah menjalani 12 tahun penjara,” lanjut Kuczynski.
Rakyat menuduh Kuczynski berbohong karena dalam kampanye dia menyatakan tak akan melepas Fujimori. Rakyat kian marah karena pengampunan dikeluarkan setelah Kenji, anak Fujimori, menarik suara di parlemen yang akan memakzulkan Kuczynski dalam kasus tuduhan penyelewengan dana 5 juta dollar AS dari perusahaan Brasil.
Fujimori, yang memerintah pada 1990-2000, dijatuhi hukuman 25 tahun penjara. Rakyat Peru terpecah dalam memandang pemerintahannya. Mereka yang menolak menganggap Fujimori, yang kini berusia 79 tahun, sebagai pemimpin korup dan diktator. (AFP/AP/REUTERS/RET)