Harry Menggali Obama
Pangeran Harry yang sedang menjadi sorotan dunia karena akan menikah pada Mei 2018 dengan aktris Hollywood, Meghan Markle, merupakan satu dari sekian banyak tokoh terkenal yang menjadi editor tamu di Radio BBC.
Dalam wawancara itu, Obama mengungkapkan kekhawatirannya tentang masyarakat yang dengan mudah mengabaikan fakta-fakta dan hanya mengandalkan bacaan ataupun mendengarkan informasi yang sesuai dengan pandangannya.
Menurut presiden ke-44 AS itu, kenyataan tersebut dengan mudah mendistorsi pandangan seseorang tentang isu-isu kompleks dan kemudian terjadilah penyebaran informasi bohong. ”Kita semua yang berada dalam kepemimpinan harus menemukan cara untuk menciptakan kembali ruang bersama di internet,” kata Obama.
Salah satu bahaya internet, lanjut Obama, masyarakat bisa memiliki realitas yang benar-benar berbeda. ”Mereka bisa terbungkus bak kepompong oleh hal-hal yang memperkuat prasangka mereka,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Obama sama sekali tidak menyebut nama Presiden Donald Trump, yang selama ini dianggap telah menggunakan media sosial secara berlebihan.
”Pertanyaannya, bagaimana kita bisa mengendalikan teknologi sehingga bisa merepresentasikan suara keberagaman, pandangan yang beragam, dan tidak mengarah ke balkanisasi masyarakat. Bagaimana agar masyarakat bisa menemukan pijakan bersama,” papar Obama.
Obama beranggapan, media sosial adalah media yang sangat kuat untuk mempertemukan orang-orang yang memiliki kepentingan yang sama dan saling mengenal. ”Tetapi, penting juga bagi orang-orang itu untuk kopi darat (offline), bertemu di kafe, di tempat ibadah, di lingkungan rumah, dan saling mengenal satu sama lain,” kata Obama.
Tekanan
Harry kemudian menanyakan seperti apa tekanan yang dirasakan Obama ketika menjadi presiden. ”Sangat berat, menjadi sorotan publik itu tidak menyenangkan dalam banyak hal. Sangat menantang. Orang-orang yang Anda sayangi menjadi rentan dengan cara yang mungkin dianggap salah pada 20 atau 30 tahun lalu,” tutur Obama.
Ia menekankan hal itu sebagai pengorbanan yang harus diterima seseorang yang memutuskan terjun ke dunia politik. ”Namun, tentunya ganjaran yang kita terima ketika membawa perubahan positif di dunia menjadikan (pengorbanan) itu tak sia-sia,” kata Obama yang berterima kasih kepada keluarganya, khususnya sang istri, Michelle, yang mendampinginya dalam seluruh proses.
Ketika ditanya apa yang dirasakan saat jabatannya sebagai presiden berakhir, Obama mengatakan campur aduk. Di satu sisi, dia merasa begitu banyak pekerjaan yang belum terselesaikan. ”Juga khawatir akan seperti apa negara ini ke depannya. Namun, secara keseluruhan ada ketenteraman di sana.” kata Obama yang menyatakan terbebas karena kini bisa mengatur sendiri jadwalnya dan memiliki waktu untuk mengobrol dengan istrinya.
Ia mengibaratkan posisinya sebagai presiden dengan seorang pelari estafet. ”Jika Anda lari dengan sekuat tenaga dan sukses memberikan tongkat kepada pelari berikutnya dan dunia menjadi sedikit lebih baik, itu artinya Anda telah menyelesaikan tugas Anda.”
Bagi Obama, program kesehatan Obamacare merupakan pencapaian terbesarnya. ”Sungguh bersyukur karena 20 juta warga Amerika bisa memiliki asuransi kesehatan yang tak dimiliki sebelumnya,” ujarnya.
Optimistis
Mengenai masa depan dunia, Obama merasa optimistis. ”Jika kita ikut bertanggung jawab, jika kita ikut berpartisipasi, jika kita ikut terlibat, berpendapat, jika kita bekerja dalam komunitas, jika kita mau menjadi sukarelawan, semua persoalan yang kita hadapi bisa diselesaikan.”
Kepada BBC, Pangeran Harry mengatakan, meskipun ia hampir tidak pernah melakukan wawancara, perbincangannya dengan Obama, menurut dia, sangat menyenangkan. Wawancara itu direkam di Toronto, Kanada, September lalu, di sela-sela ajang Invictus Games, turnamen atletik yang digelar Harry bagi para mantan tentara yang terluka.
(AP/AFP/REUTERS/MYR)