Pejabat kepolisian Manila, Oscar Albayalde, mengatakan, ada 11 polisi di lokasi penembakan. Akan tetapi, salah seorang dari mereka tidak menembakkan senjata. Sementara 10 polisi lain dalam regu patroli itu diduga terlibat. ”Mereka dibebastugaskan,” ujarnya di Manila, Jumat.
Insiden salah penembakan itu terjadi di Mandaluyong, salah satu kawasan di Metro Manila. Sasaran tembak adalah satu mobil berisi tujuh orang. Mobil itu dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk membawa perempuan korban baku tembak antarwarga.
Dalam laporan awal disebutkan, regu patroli menindaklanjuti laporan saling tembak antarwarga. Sayangnya, mereka malah menembaki mobil pembawa korban baku tembak itu.
Korban kecelakaan itu akhirnya tewas. Demikian pula salah satu dari enam penumpang lain. Sementara dua penumpang lain cedera karena tembakan.
Tembakan pertama berasal dari petugas patroli desa yang memberi informasi soal mobil itu. Setelah itu, 10 polisi ikut menembaki mobil. Polisi akan menyelidiki mengapa petugas keamanan desa bisa mempunyai senjata, padahal itu terlarang.
Informasi salah
Berdasarkan laporan awal, regu patroli menerima informasi salah dan mengira mobil itu dikendarai perempuan penjahat. Mereka juga mendapat kabar orang-orang di mobil itu bersenjata. Berbekal informasi salah itu, mereka mencegat mobil tersebut lalu memberondongnya.
Polisi sudah mengumpulkan 36 selongsong peluru dari lokasi penembakan. Senjata semua polisi dan petugas keamanan desa akan diperiksa untuk memastikan mana saja yang dipakai menembak. ”Mereka mengaku semua menembak. Hanya yang terlambat datang tidak menembak,” ujar Albayalde.
Penembakan itu direkam oleh warga lalu videonya disiarkan televisi setempat. Dalam video itu terlihat polisi bersenjata mengelilingi dan menembaki mobil.
Untuk menyelidiki penembakan itu, 10 polisi dibebastugaskan. Komandan polisi di kota Mandaluyong, tempat tugas 10 polisi itu, juga dibebastugaskan dari jabatannya. Pemeriksa akan menyelidiki, mereka melanggar prosedur atau tidak.
Departemen Kehakiman dan Komisi HAM Filipina menyatakan, mereka akan terlibat dalam penyelidikan. Juru Bicara Presiden Filipina, Harry Roque, mengatakan, penyelidikan pasti dilakukan, termasuk untuk mengetahui apakah ada penggunaan kekuatan secara berlebihan.
Sebelum kejadian itu, kepolisian Filipina sudah mendapat kritik dan sorotan atas dugaan kebrutalan dalam perang melawan narkotika. Kepolisian dituding terlalu mudah menuduh seseorang terlibat sindikat narkotika lalu menembak mati si tertuduh. (AFp/reuters/raz)