Kim Jong Un Ancam AS Lagi
Pidato itu disampaikan, Senin (1/1), di Pyongyang. Korut berkeras perlu memiliki bom nuklir untuk melindungi diri dari AS yang jahat.
”Kita harus memproduksi nuklir dan peluru kendali balistik secara besar-besaran dan mempercepat pengembangannya,” kata Kim Jong Un.
Ia menegaskan ulang klaim bahwa Korut sudah mencapai tujuan menjadi negara nuklir. ”Kita harus selalu siap siaga untuk menangkis serangan nuklir dari musuh,” ujarnya.
”Korut bisa mengatasi ancaman nuklir apa pun dari AS dan punya daya tangkal nuklir yang bisa mencegah AS memainkan bahaya,” tambah Kim Jong Un.
Presiden AS Donald Trump menanggapi setiap uji coba rudal dan nuklir Korut dengan ancaman balik. Ia menyebut akan siap menghancurkan total Korut dan menuding Kim Jong Un dalam misi bunuh diri.
Alih-alih membujuk Kim Jong Un agar menghentikan ambisi nuklirnya, Trump disebut malah memperkeruh keadaan. Sikap itu membuat Korut semakin bersemangat mewujudkan ambisinya yang berbahaya.
Trump tidak berkomentar banyak soal pidato Kim Jong Un itu. Ia hanya menyatakan untuk melihat faktanya di masa depan.
Pernyataan keras Kim Jong Un kepada AS sudah berulang kali disampaikan. Pernyataan-pernyataan itu terutama diungkapkan setiap kali Korut mengumumkan sedang menguji coba rudal balistik atau bom nuklir baru. Sepanjang 2017, Korut mengklaim sudah beberapa kali sukses menguji coba rudal balistik dengan daya jangkau jauh dan bom nuklir dengan daya ledak lebih besar.
Dalam uji coba terakhir, rudal Korut dinyatakan jatuh di Laut Jepang. Rudal itu dinyatakan bisa menjangkau AS dalam waktu kurang dari sejam.
Lunak ke Korsel
Meskipun demikian, dalam pidato kemarin, Kim Jong Un memberikan pernyataan lunak kepada Korea Selatan. Untuk pertama kali Korut mengumumkan akan terlibat dalam Olimpiade Musim Dingin yang akan digelar di Pyeongchang, Korsel, pada Februari 2018.
”Olimpiade akan menjadi kesempatan untuk menunjukkan rasa bersyukur warga Korut kepada dunia dan kami dengan tulus berharap acara akan sukses. Tahun 2018 sangat penting baik bagi Korut maupun Korsel. Korut merayakan hari jadi ke-70 dan Korsel menyelenggarakan Olimpiade Musim Dingin,” kata Kim Jong Un.
Ia menyatakan Korut akan mengirim kontingen ke Korsel. ”Untuk tujuan ini, perwakilan Korut dan Korsel bisa bertemu dalam waktu dekat,” katanya.
Pernyataan itu disambut baik oleh Kantor Kepresidenan Korsel. ”Kami menyambut itu. Olimpiade harus sukses dan berkontribusi pada perdamaian, tidak saja di Semenanjung Korea, tetapi juga di seluruh kawasan dan dunia,” kata Kantor Kepresidenan Korsel.
Kepala Panitia Pelaksana Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang (POCOG) Lee Hee-beom menyatakan sangat menyambut baik keinginan Korut untuk membahas keikutsertaan negara itu. ”Kami sudah bersiap dengan asumsi Korut akhirnya akan ikut serta,” ujarnya.
POCOG sudah menyiapkan akomodasi dan transportasi untuk kontingen Korut. Seoul dan POCOG sejak lama mendorong Olimpiade Musim Dingin yang akan dibuka pada 9 Februari 2018 itu sebagai Olimpiade Damai. Seoul dan POCOG menyatakan sangat ingin Pyongyang ikut serta.
Sebelumnya dua atlet Korut dari cabang seluncur es, Ryom Tae Ok dan Kim Ju Sik, mendapat tiket untuk ikut serta. Akan tetapi, Komite Olimpiade Korut melewatkan batas waktu keikutsertaan mereka ke Organisasi Seluncur Internasional pada 30 Oktober 2017. Namun, pasangan itu tetap bisa ikut serta dengan status sebagai undangan POCOG.
”Komite Olimpiade Internasional menyatakan Korut bisa ikut serta dalam ajang apa pun yang mereka inginkan. Korut akan mengirimkan atlet cabang seluncur, lintas alam, dan tim hoki es wanita,” kata Hee-beom.
Lokasi Olimpiade Musim Dingin, Pyeongchang, terletak 80 kilometer dari perbatasan Korut-Korsel. Ketegangan Korut-Korsel akibat serangkaian uji coba nuklir membayangi pembangunan aneka fasilitas Olimpiade di sana.
Pengajar Akademi Diplomatik Korsel, Kim Hyun-wook, mengatakan, Korut mencoba memanfaatkan Olimpiade untuk meningkatkan hubungan dengan Korsel. Meskipun demikian, ketegangan dengan AS tampaknya tidak berkurang. ”AS akan mengetahui aneh rasanya jika mencegah dialog antar-Korea yang fokus pada Pyeongchang (Olimpiade musim dingin),” ujarnya.
Keterlibatan Korut dalam Olimpiade yang diselenggarakan Korsel amat bergantung pada kondisi militer dan politik. Meskipun demikian, Korut pernah mengirim kontingen dalam Asian Games 2014 di Incheon, Korsel.
”Amat patut dicatat bahwa pimpinan Korut sendiri yang mengumumkan keinginan ikut serta di Pyeongchang. Kemungkinan Korut ikut Olimpiade menjadi 80 persen,” kata Yang Moo-jin, pengajar di Universitas Kajian Korut di Seoul, Korsel.
Sebelumnya, Presiden Korsel Moon Jae-in mengusulkan penundaan latihan perang bersama antara Korsel dan AS. Latihan itu diusulkan digelar setelah Olimpiade. Latihan tersebut biasanya dimulai pada akhir Februari dan berakhir pada April. Latihan itu menjadi salah satu pemicu ketegangan antara Korut dan Korsel. Korut menyebut latihan itu adalah latihan untuk menyerang negara mereka.
Pengajar di Universitas Dongguk, Koh Yu-hwan, mengatakan, pernyataan Kim Jong Un menunjukkan indikasi Korut ingin memanfaatkan Olimpiade untuk mengubah arah hubungan dengan AS, dari selama ini mengarah ke konfrontasi menjadi berdampingan secara damai.
(reuters/afp/raz)