PARIS, MINGGU — Presiden Emmanuel Macron menegaskan akan segera mewujudkan agenda reformasi yang ia janjikan untuk tahun 2018. Masalah ekonomi dan politik di Perancis akan diselesaikan dalam beberapa bulan ke depan, begitu juga guncangan yang terjadi di Eropa.
Penegasan ini disampaikan Macron dalam pidato penutupan tahun di Paris, Minggu (31/12) malam. Dia menyebut sejumlah pencapaian dalam tujuh bulan pertama pemerintahannya, antara lain perombakan hukum perburuhan. ”Transformasi besar ini akan dilanjutkan dengan kekuatan yang sama, dengan irama dan intensitas sama dalam tahun 2018,” kata Macron.
Mantan bankir investasi yang dijuluki ”presidennya orang kaya” ini menyatakan berusaha untuk memenuhi aspirasi mereka yang merasa ditinggalkan oleh kebijakannya yang propebisnis.
”Saya ingin menjamin semua suara didengar. Namun, semua sama saja, saya tidak akan berhenti bertindak,” kata Macron yang berbicara di kantornya di Istana Elysee.
Ini merupakan pidato Tahun Baru pertama bagi Macron setelah terpilih menjadi presiden bulan Mei lalu. Dalam pidatonya yang disiarkan televisi, Macron menegaskan akan menindak pihak-pihak yang mengganggu masalah di dalam negeri, seperti hukum imigrasi. Dia menyatakan akan tetap menyambut pengungsi dan imigran. Kendati demikian, tambahnya, Perancis akan melakukannya dengan berpegang pada peraturan.
Pemerintah pada tahun 2018 akan mengubah peraturan imigrasi, di antaranya ketentuan lebih tegas untuk mendeportasi segera pencari suaka yang permohonannya ditolak. Rencana yang sudah pernah disampaikan Macron ini mendapat tentangan dari kelompok hak asasi.
Presiden yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-40 ini memenangi pemilihan umum atas lawan-lawannya yang antara lain mengusung program anti-imigran.
Menyinggung tentang ”perpecahan” yang terjadi dalam masyarakat, Macron meminta masyarakat melakukan refleksi diri. ”Tanyakan setiap pagi, apa yang sudah Anda perbuat untuk negara,” katanya menyitir apa yang pernah disampaikan mantan Presiden Amerika Serikat John F Kennedy pada tahun 1961. ”Jangan tanya apa yang sudah diperbuat negara, tanyakan apa yang bisa Anda lakukan untuk negeri,” sambungnya.
Peringkat naik
Saat ini suasana rakyat Perancis tengah berpihak kepada Presiden Macron. Tingkat persetujuan rakyat terhadap pemerintahan, yang sempat merosot pada beberapa bulan sebelumnya, mulai naik. Jajak pendapat yang dikeluarkan hari Jumat oleh Harris Interactive menunjukkan penerimaan naik 7 persen sehingga menjadi 52 persen. Gael Sliman, direktur lembaga survei Odoxa, mengatakan, naiknya popularitas Macron tak lepas dari peningkatan situasi ekonomi. Kantor statistik pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2017 sebesar 1,9 persen, tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Demikian pula angka pengangguran mencapai terendah dalam tiga bulan terakhir, yakni 9,4 persen.
Untuk tahun 2018, Presiden Macron mengumumkan ”proyek sosial besar” berupa memberi jaminan kesehatan dan perumahan bagi mereka yang tak mempunyai rumah.
Dalam hal pajak, Macron menjanjikan pemotongan pajak bagi pengusaha dan pekerja hingga 10 miliar euro pada tahun 2018. Sementara pajak bensin dan cukai rokok akan dinaikkan.
Menyinggung tentang Eropa yang pada tahun 2017 cenderung bergejolak, Macron mengatakan, ”Kita perlu mengembalikan ambisi Eropa untuk lebih berdaulat, lebih bersatu, dan lebih demokratis.” Untuk itu, lanjutnya, Eropa perlu bersatu, tidak memberi angin kepada kaum nasionalis dan kaum skeptis.
Presiden Perancis ini menyatakan akan melanjutkan kerja sama dengan Jerman untuk mereformasi Uni Eropa. Menurut dia, adanya Uni Eropa itu baik bagi Perancis. Macron merupakan pemimpin Eropa paling berpengaruh pada musim gugur ini setelah Kanselir Jerman Angela Merkel terpuruk akibat politik di dalam negeri Jerman.
(AFP/AP/REUTERS/RET)