Kedua kubu akan melakukan pertemuan awal, Rabu (3/1) ini, dan bakal berunding secara intens pada 7-12 Januari. Jika akhirnya kesepakatan tak tercapai, ada dua opsi yang tersisa bagi Merkel, yaitu membentuk pemerintahan minoritas dengan Partai Hijau atau melaksanakan pemilu baru.
Dalam hal pajak korporasi, SPD menginginkan agar pajak bagi kaum kaya dan perusahaan-perusahaan besar dinaikkan sehingga anggaran untuk kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur bisa diperbesar. Sebaliknya, CDU dan partai sekandung, CSU (Uni Sosial Kristen dari Bavaria), menginginkan pajak korporasi diturunkan sehingga bisa memberdayakan ekonomi negara-negara bagian yang miskin di wilayah timur.
Terkait imigrasi, CDU/CSU akan menerapkan peraturan imigrasi yang lebih ketat dan menerapkan kuota imigran yang bisa diterima Jerman setiap tahunnya sebanyak 65.000 orang. Hal ini ditentang oleh SPD yang menginginkan Jerman tetap terbuka untuk imigran.
Bagi Merkel, perundingan ini sangat menentukan apakah dirinya bisa menjadi kanselir yang keempat kalinya. Sebelumnya, upaya Merkel membentuk pemerintahan gagal setelah Partai Demokrat Bebas (FDP) mendadak menarik diri dari perundingan koalisi.
Krisis politik terjadi karena SPD sejak awal menyatakan ingin menjadi oposisi. Namun, berkat bujukan Presiden Frank-Walter Steinmeier (asal SPD) yang menentang pemilu baru, SPD bersedia berunding.
Kontraproduktif
Wakil Ketua SPD Thorsten Schaefer-Guembel, kemarin, mengatakan, berbagai komentar yang dikeluarkan para petinggi kubu konservatif (CDU/CSU), seperti soal kuota imigran 65.000 orang, sudah kontraproduktif untuk membentuk koalisi pemerintahan. ”Kemungkinan terbentuknya koalisi semakin jauh dan masih belum jelas apakah perundingan bisa menumbuhkan rasa saling percaya,” kata Guembel, yang mendorong agar opsi pemerintahan minoritas tetap terbuka.
Akan tetapi, sejak jauh hari, Merkel sudah menyatakan dirinya lebih memilih pemilu diulang daripada harus membentuk pemerintahan minoritas karena ia meyakini pemerintahan seperti itu sulit melakukan reformasi menyeluruh.
Namun, sejumlah tokoh di CDU dan CSU kini mulai mempertimbangkan untuk mendesak Merkel agar mau membentuk pemerintahan minoritas. Alasannya, jika pemilu baru dilaksanakan, mereka khawatir dukungan terhadap partai-partai arus utama akan semakin melorot dan suara bagi partai ekstrem kanan, Alternatif untuk Jerman (AfD), akan semakin kuat.
Sebelumnya, Presiden Steinmeier meminta rakyat Jerman tidak khawatir dengan ketidakpastian politik. ”Tidak semua hal yang tak terduga harus membuat kita khawatir, termasuk dalam pembentukan pemerintah yang berlarut-larut. Saya jamin negara terus bekerja sesuai aturan,” katanya. (AFP/REUTERS/MYR)