logo Kompas.id
InternasionalSeoul Tawarkan Proposal Lebih ...
Iklan

Seoul Tawarkan Proposal Lebih Konkret

Oleh
· 3 menit baca

SEOUL, SELASA — Seoul langsung menanggapi tawaran Korea Utara untuk berunding. Secara konkret, Korea Selatan menawarkan jadwal perundingan tingkat tinggi pada 9 Januari, mengambil tempat di perbatasan.Tawaran ini disampaikan pada Selasa (2/1) sebagai respons atas keinginan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un membuka dialog tentang kemungkinan Korut ikut dalam Olimpiade Musim Dingin di Korsel. Keinginan itu disampaikan Kim dalam pesan tahun barunya. Untuk ikut dalam pertandingan olahraga, Korut sangat tergantung pada situasi militer. Pada tahun 2014, mereka mengirimkan tim lengkap saat mengikuti Asian Games di Incheon, Korsel.Presiden Korsel Moon Jae-in segera memerintahkan kabinetnya agar menindaklanjuti tawaran Kim Jong Un. Menteri Unifikasi Korsel Cho Myoung-gyon dalam jumpa pers kembali menyatakan kesediaan pemerintahnya berbicara dengan Korut kapan saja dan di mana saja. "Pemerintah (Korsel) mengusulkan mengadakan pembicaraan tingkat tinggi pada 9 Januari di Rumah Perdamaian Panmunjom," kata Cho. Panmunjom adalah zona demiliterisasi yang memisahkan dua Korea. "Kami berharap Korsel dan Korut bisa duduk berhadapan membicarakan keikutsertaan delegasi Korut pada Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang. Demikian pula membicarakan masalah kepentingan bersama untuk kemajuan hubungan antar-Korea," ujar Cho. Olimpiade Musim Dingin akan berlangsung 9-25 Februari. Cho mengungkapkan, tawaran kepada Korut ini sudah didiskusikan dengan Amerika Serikat. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, mengatakan, pernyataan kedua pihak tentang perkembangan hubungan merupakan sesuatu yang baik. Jika pertemuan itu terlaksana, ini akan menjadi pertemuan pertama dua Korea sejak pembicaraan tingkat wakil menteri, Desember 2015. Tahun lalu Presiden Moon sudah mengusulkan Palang Merah dan militer untuk melakukan pembicaraan dengan Korut, tetapi Pyongyang tidak merespons.Hubungan dua Korea menegang akibat program rudal yang dilancarkan Korut, terutama dalam beberapa bulan terakhir. Setidaknya ada enam peluncuran serta percobaan nuklir berkekuatan besar, termasuk tiga rudal balistik antarbenua. Korut sebaliknya menuduh Korsel yang mencari gara-gara dengan terus mengintimidasi lewat latihan-latihan militer bersama AS. Kim Jong Un mengabaikan tekanan dunia internasional, termasuk resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dalam pesan tahun baru, ia memperingatkan dunia bahwa dia memiliki "tombol nuklir" di mejanya. Meski demikian, dalam pidato itu, ia juga menyampaikan keinginan dialog dengan Korsel dan keinginan berpartisipasi dalam Olimpiade Pyeongchang. Namun, ia juga menyatakan dalam tahun 2018 tetap fokus mengembangkan produksi massal hulu ledak nuklir dan rudal balistik. Proposal spesifikDalam proposalnya, Korsel secara spesifik juga menyampaikan agenda yang akan dibahas, termasuk-kata Menteri Unifikasi Cho-tentang sambungan antar-Korea di Panmunjom yang sudah terputus sejak 2016. Sejumlah pihak berpendapat, pembicaraan bisa mencairkan sementara ketegangan dua Korea. Namun, para pengkritik konservatif khawatir hal ini hanya menguntungkan Korut agar mereka bisa memperpanjang waktu untuk menyempurnakan senjata nuklir. Sebab, kata analis, Korut tak berniat menyetujui perlucutan senjata sebagaimana yang diminta masyarakat internasional. "Strategi Kim Jong Un tetap sama. Dia mengembangkan nuklir sambil mencoba memperlemah tekanan sanksi internasional dan sekutu militer Korsel-AS serta ingin ada pencabutan sanksi internasional," kata Shin Beomchul dari Akademi Diplomatik Korea. (AFP/AP/REUTERS/RET)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000