Ketika hari masih gelap, Jumat (5/1) subuh, terjadi kehebohan di pasar ikan Tsukiji yang sangat terkenal di Tokyo, Jepang. Subuh kemarin merupakan pelelangan ikan terakhir di tahun 2018 sebelum pasar tersebut direlokasi.
Pagi itu, hal yang membuat heboh adalah saat seekor ikan tuna dengan berat 405 kilogram terjual 36,5 juta yen atau setara dengan Rp 4,3 miliar.
Pembeli tuna sirip biru—salah satu spesies tuna yang saat ini terancam punah—itu adalah Akifumi Sakagami, kepala koki di sebuah restoran sushi di distrik Ginza. Ikan tuna itu tertangkap di utara Prefektur Aomori utara. ”Perasaan saya luar biasa, ini yang terbaik,” kata Sakagami.
”Kami ingin mendapatkan tuna nomor satu pada pelelangan pertama tahun ini di Tsukiji, lagi pula ini adalah lelang Tahun Baru yang terakhir,” katanya. Ia menambahkan bahwa pemilik restoran memiliki anggaran 100 juta yen atau sekitar Rp 11,8 miliar untuk pelelangan tersebut.
”Tsukiji adalah pasar ikan nomor satu di dunia, berada di lokasi yang sangat strategis, sangat menyedihkan karena akan ditutup,” kata Sakagami.
Setelah lebih dari 80 tahun beroperasi, pasar ikan terbesar di dunia yang menjadi daya tarik wisata populer di Tokyo itu akan dipindah ke Toyosu.
Melegenda
Pasar ikan yang dibuka pada tahun 1935 itu memang dikenal sebagai tempat pelelangan ikan tuna. Ikan-ikan tuna tersebut ditangkap dari seluruh penjuru laut Jepang dan dimasak oleh semua kalangan, mulai dari koki sushi yang terkenal seperti Michelin hingga dijual ke toko bahan pangan.
Sebelum fajar menyingsing, para pembeli yang mengenakan sepatu karet memeriksa kualitas tuna segar dan yang telah dibekukan. Caranya, mereka menggosok irisan daging tuna di antara jari mereka untuk memeriksa lemak ikan.
Pukul 05.30, pelelang membunyikan bel sebagai tanda dimulainya pelelangan. Para pembeli pun mulai melakukan penawaran dengan menggunakan sinyal tangan.
Shigeo Yokota, wakil dari para pembeli di pasar ikan Tsukiji mengatakan, mereka harus terus menjaga nama besar pasar Tsukiji dan membangun sebuah citra baru di lokasi yang baru. ”Saya bangga berdiri di sini pada momen bersejarah ini,” kata Yokota.