JAKARTA, KOMPAS Indonesia menginginkan agar ekosistem perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan terbangun di wilayah ASEAN dan lingkar Indo-Pasifik. Visi itu merupakan salah satu fokus aktivitas diplomasi dan politik luar negeri sepanjang 2018.
”Membangun kemitraan adalah kunci untuk mengembalikan dan memperkuat esensi kerja sama regional dan global,” kata Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Selasa (9/1), dalam pernyataan pers tahunan di Jakarta.
Di tengah perubahan geopolitik global dan regional, Indonesia, kata Retno, mengajak semua pihak memperkuat kemitraan dan mengembangkan multilateralisme, terutama untuk menjaga perdamaian dan memperoleh hasil yang optimal.
Di tengah optimisme pertumbuhan ekonomi global, ada ketidakpastian membayangi. Hal itu terutama dipicu ketidakstabilan politik dan keamanan global. Masih ada ancaman konflik proksi di berbagai belahan dunia. Selain itu, banyak negara menarik diri dari komitmen internasional.
Karena itu, kemitraan untuk menghormati hukum internasional dan multilateralisme perlu terus dikembangkan. Kemitraan itu perlu diperkuat untuk mencegah yang terkuat mengambil semua.
Fokus
Dalam situasi internasional seperti sekarang, politik luar negeri Indonesia akan fokus pada beberapa hal. Di tingkat regional, Indonesia mendorong penguatan, persatuan, dan sentralitas ASEAN.
Indonesia mendorong ASEAN dan China untuk segera memiliki panduan yang dapat diterapkan dan mangkus demi Laut China Selatan yang aman.
Retno mengatakan, Asia Tenggara yang terletak di persilangan samudra harus tetap menjadi kawasan terbuka dan aman. Indonesia dan anggota ASEAN lain harus menjadi pemain utama dalam pembentukan arsitektur kawasan.
Indonesia ingin ekosistem perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan bukan saja terbangun di ASEAN. Indonesia ingin ekosistem itu terbangun pula di lingkar Samudra Hindia dan Pasifik atau Indo-Pasifik. Bersama ASEAN, Indonesia mendorong penguatan kerja sama positif dan inklusif di Indo-Pasifik. Indonesia tidak ingin kerja sama berlandaskan persepsi ancaman.
Indonesia bersama negara-negara di Indo-Pasifik berusaha membangun payung kerja sama untuk memupuk saling percaya dan saling menguntungkan. Payung itu juga menumbuhkan pengutamaan dialog dalam kerja sama kawasan. Pembangunan arsitektur kawasan diharapkan menciptakan kerja sama yang bebas, terbuka, dan komprehensif.
Pendek kata, ASEAN harus memiliki manfaat bagi rakyatnya. Karena itu, Indonesia mendorong ASEAN terus memperkuat, mengembangkan demokrasi, dan penghormatan terhadap HAM.
Implementasi
Salah satu implementasi dari misi itu adalah kepedulian pada isu-isu kemanusiaan. Sebagai catatan, sepanjang tahun 2017, Indonesia aktif mengemban misi diplomasi kemanusiaan.
Keberpihakan pada isu perdamaian diwujudkan Jakarta dengan terlibat langsung dalam pengiriman bantuan untuk pengungsi Rohingya di Bangladesh dan Myanmar. Indonesia juga membangun rumah sakit di Mrauk U, Negara Bagian Rakhine.
Di Afghanistan dan Palestina, Indonesia terlibat aktif dalam upaya peningkatan kapasitas, baik bagi aparat sipil maupun kepolisian. Arah dari keterlibatan itu adalah pemenuhan dari amanat untuk turut menjaga keamanan dan ketertiban dunia.
Keterlibatan pasukan perdamaian asal Indonesia juga bagian dari misi itu. Indonesia berkomitmen untuk bersama mitra di kawasan menciptakan ekosistem perdamaian, stabilitas, kemakmuran, dan kesejahteraan, baik di tingkat regional maupun global. (RAZ/JOS)