Washington Setujui Penjualan Pencegat Rudal ke Jepang
Oleh
·2 menit baca
Kementerian Luar Negeri AS meminta persetujuan Kongres di Washington atas hal itu. Diungkapkan rencana penjualan empat rudal antibalistik lengkap dengan peralatan penunjangnya. Senjata itu dapat diluncurkan, baik dari darat maupun dari kapal perang.
Berita tentang penjualan persenjataan tersebut muncul di tengah dilakukannya pertemuan antara Korea Utara dan Korea Selatan. Pertemuan itu adalah yang pertama dalam kurun waktu lebih dari dua tahun. Salah satu isu yang diangkat dalam pertemuan itu adalah penyelesaian krisis yang timbul akibat program nuklir Korut.
Bagi AS, penjualan rudal antibalistik produksi Raytheon Co dan BAE System merupakan bagian dari komitmen Presiden AS Donald Trump. Ia, antara lain, berketetapan menyediakan sistem pertahanan tambahan bagi mitra AS yang dinilai rentan terhadap ancaman nuklir dan sikap provokatif Korut. Penjualan bulan lalu dan ditambah rencana terbaru itu dipastikan menjadi angin segar bagi pihak AS. Kementerian Pertahanan AS menilai hal seperti ini positif bagi industri pertahanan AS.
Jepang sendiri, Desember lalu, secara formal memutuskan untuk memperluas sistem pertahanan rudal mereka. Tokyo telah memiliki sistem pertahanan buatan AS, Aegis, berupa stasiunstasiun radar dan peralatan pencegat rudal. Proposal yang telah diajukan diperkirakan berisi permintaan senilai 2 miliar dollar AS. Sistem itu akan beroperasi pada tahun 2023. Dipastikan, sistem rudal balistik yang ada dalam perjanjian penjualan terbaru itu akan disinkronkan sistemnya dengan sistem Aegis sehingga dinilai strategis bagi Tokyo.
Menteri Pertahanan AS James Mattis dan Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera, melalui siaran telepon pada awal pekan ini, menyatakan kecaman mereka atas sikap Korut yang dinilai ceroboh sehingga menimbulkan ketegangan sekaligus ketidakpastian di Semenanjung Korea. Pernyataan itu dinyatakan Pentagon seusai pembicaraan kedua Menhan dilakukan.