Pembukaan sekaligus perizinan operasional bioskop menjadi bagian dari reformasi sosial yang dipilih Pemerintah Arab Saudi baru-baru ini. Sejumlah langkah yang telah dilakukan, antara lain, diizinkannya konser musik, pertunjukan komedi, perempuan menyetir kendaraan, dan perempuan diperbolehkan menonton pertandingan di stadion. Sebelumnya hal-hal seperti itu dilarang dilakukan.
Penyeleksian film dan jenis film oleh pemerintah sematamata dilakukan agar apa yang ditampilkan masih sesuai dengan budaya dan nilai-nilai yang dianut warga Arab Saudi.
Sebagai bagian dari persiapan perizinan bioskop-bioskop permanen, pemerintah setempat berinisiatif membuat tempat pemutaran film sementara. Salah satunya pusat budaya di Jeddah yang dilengkapi sejumlah peralatan, seperti proyektor, karpet merah, hingga mesin pencetak makanan berondong jagung.
”Sejauh ini belum ada infrastruktur permanen untuk bioskop, maka kami mencoba mengubah tempat-tempat alternatif agar menyerupai bioskop sesungguhnya,” kata Mamdouh Salim, salah satu penyedia layanan bioskop alternatif bertajuk Cinema 70.
”Kami mencoba menggunakan sejumlah film untuk memulai bisnis ini, khususnya setelah munculnya keputusan 11 Desember (2017) yang mengizinkan beroperasinya bioskop,” kata Salim.
Pertunjukan film di bioskop dilarang di seluruh Arab Saudi sejak awal 1980. Kebijakan itu diterapkan seiring berlakunya aturan ketat dalam bernegara, termasuk dalam bidang hiburan dan pemberlakuan batas yang jelas antara perempuan dan lakilaki.
Reformasi yang dipimpin Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengubah aturan ketat itu. Perubahan tersebut seiring langkah Mohammed bin Salman memperluas sumber ekonomi selain dari minyak bumi.
Mengaku senang
Sejumlah warga mengaku senang dengan perubahan itu, termasuk diperbolehkannya pemutaran film di tempat umum. Sejumlah warga yang baru selesai menonton film The Emoji mengaku puas karena dapat menikmati tontonan di tempat umum bersama keluarga.
”Lebih nyaman, lebih menyenangkan beraktivitas di akhir pekan. Ini adalah sebuah langkah yang sesungguhnya terlambat, tetapi patut disyukuri karena akhirnya terwujud juga,” kata Sultan al-Otaibi, seorang bapak yang membawa istri dan anak perempuannya menonton.
Selama ini warga Saudi harus pergi keluar negeri seperti Bahrain atau Uni Emirat Arab untuk menikmati aneka hiburan yang tidak dapat diperoleh di Arab Saudi. Dengan kebijakan baru, pemerintah ingin belanja warga dapat terserap. Menurut rencana, 300 bioskop dengan 2.000 layar dibuka hingga tahun 2030.