”Mengoperasikan kapal selam dekat ke wilayah negara lain melanggar norma-norma internasional,” kata Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera kepada wartawan.
Pernyataan Menhan Jepang itu disampaikan justru pada saat kedua negara sudah sepakat memperbaiki hubungan mereka. Bahkan, Jepang sedang berupaya menjadi tuan rumah pertemuan puncak trilateral bersama China dan Korea Selatan.
Kapal selam yang terdeteksi itu, menurut Pemerintah Jepang, merupakan kapal selam kelas Shang berukuran 110 meter yang bisa menyelam dalam dan lebih panjang dari kapal-kapal tua serta dipersenjatai torpedo dan kapal antirudal.
”Kami mempunyai keprihatinan yang sangat serius karena kapal selam itu melewati bawah laut pada perairan zona tambahan di negara kami. Ini tindakan yang secara sepihak meningkatkan ketegangan,” kata Onodera.
Perairan zona tambahan adalah zona perairan hingga 12 mil laut di luar perairan teritorial. Pulau-pulau tanpa penghuni di Laut China Timur yang dipersengketakan Jepang dan China dinamai Senkaku oleh Jepang dan disebut Diaoyu oleh China.
Sebelumnya, Kamis lalu, Jepang juga melayangkan protes resmi setelah angkatan laut mereka melihat kapal fregat kelas Jiangkai II Class seberat 4.000 ton dan sebuah kapal selam tak dikenal di perairan sekitar pulaupulau yang dikelola Jepang.
Terhadap hal itu, China belum memberi konfirmasi apakah memang mengirim kapal sebagaimana yang diprotes Jepang. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lu Kang, kepada wartawan mengaku belum mengetahui tentang rincian dari kapal selam yang dituduhkan Jepang.
Namun, kata Lu Kang, China tidak akan menerima ”keterwakilan” Jepang dalam masalah pulau-pulau. ”Kepulauan Diaoyu dan pulau-pulau kecil merupakan wilayah kedaulatan China,” ujarnya.
Meski belum bisa menjawab secara terinci, Lu Kang mengatakan, kapal-kapal selam China melakukan pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan Jepang.
Hubungan China-Jepang mulai memburuk sejak 2012 saat Tokyo mengklaim pulau-pulau kecil itu. Meski kedua negara berupaya memperbaiki hubungan, ketegangan tetap saja terjadi. Secara berkala kapal-kapal penjaga pantai China melakukan pelayaran ke pulau-pulau sengketa tersebut. (AFP/REUTERS/RET)