BEIJING, SELASAData resmi perekonomian China, termasuk data pertumbuhan domestik bruto (PDB) negeri itu, baru akan dirilis biro statistik China pada Kamis (18/1). Namun, 11 ahli keuangan yang diwawancarai kantor berita AFP, kemarin, meyakini pertumbuhan ekonomi China melebihi ekspektasi mereka sebelumnya, termasuk juga ekspektasi Pemerintah China.
Target itu berada di bawah tingkat pertumbuhan PDB sepanjang 2016 yang berada di angka 6,7 persen. Angka 6,7 persen secara tahunan itu sendiri adalah tingkat pertumbuhan ekonomi terendah China sepanjang 25 tahun terakhir.
”Ekonomi China tahun 2017 tumbuh melebihi ekspektasi pasar,” kata ekonom JP Morgan Chase, Shaoyu Guo, Selasa.
Guo menggarisbawahi ekspansi pada tiga triwulan pertama tahun lalu di China menjadi faktor pendorong kuat sepanjang tahun. Pertumbuhan itu terutama ditopang oleh investasi di sektor infrastruktur dan real estat, serta didukung tingkat konsumsi masyarakat dan permintaan luar negeri yang membaik.
Perdagangan terus menjadi pendorong utama bagi perekonomian China. Data pekan lalu menunjukkan bahwa ekspor dan impor China sepanjang tahun 2017 melonjak seiring tanda-tanda membaiknya perekonomian Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa.
Perbaikan permintaan di pasar perumahan cukup menarik diamati. Hal itu terjadi di tengah upaya pemerintah setempat mengurangi tingkat kredit bermasalah atau kredit macet. China juga terus mengurangi tingkat polusi udara di negeri mereka.
Dua hal itu awalnya diperkirakan dapat menahan laju kenaikan PDB. Hal itu terlihat, antara lain, dengan penurunan PDB pada triwulan IV-2017, yakni di angka 6,7 persen atau turun 0,1 persen dibandingkan dengan tiga triwulan sebelumnya.
”Data Oktober-November menunjukkan adanya moderasi di sektor manufaktur,” kata Guo, ”sebagian menggambarkan implementasi lebih ketat dalam perlindungan lingkungan pada musim dingin.”
Diperkirakan berlanjut
Ekonom Kepala Societe Generale, Wei Yao, memperkirakan tren positif atas perekonomian China itu berlanjut tahun ini. Tumbuhnya permintaan dari luar negeri akan menjadi faktor pendukung proyeksi pertumbuhan tersebut.
”Ekonomi China tampaknya sepanjang 2017 tumbuh kuat dan momentum ini, yang antara lain ditopang oleh permintaan eksternal, akan berlanjut pada tahun 2018,” kata Wei.
Lembaga Societe Generale memperkirakan pertumbuhan angka ekspor yang cukup tinggi akan berlanjut. Tumbuhnya permintaan dari pasar-pasar utama China pun diharapkan mendukung proyeksi itu. Meskipun demikian, sejumlah analis menilai, pertumbuhan permintaan sektor properti akan melambat. Ini terkait dengan pemberlakuan pajak di sektor itu oleh pemerintah setempat.
Data Pemerintah China menunjukkan bahwa investasi langsung keluar negeri dari China sepanjang tahun lalu turun untuk pertama kalinya sejak 2003, waktu pertama kali data itu diumumkan kepada publik. Namun, pada akhir tahun telah terjadi lonjakan nilai investasi, yakni pada Desember tahun lalu sebesar 49 persen senilai 12,53 miliar dollar AS. Kenaikan juga terjadi sepanjang November sekitar 34,9 persen.
Otoritas China mengungkapkan, kenaikan angka investasi keluar itu terjadi di sektor manufaktur dan informasi. Tidak ada investasi baru di sektor properti, olahraga, dan hiburan. Selain properti dan hiburan, pemerintah negeri itu tetap melanjutkan kebijakan untuk mengontrol ketat investasi keluar negeri di bidang perhotelan dan film. (AFP/REUTERS/BEN)