NHK Mengirim Peringatan Palsu
Stasiun televisi Jepang, NHK, tiba-tiba mengirim pesan peringatan kepada rakyat Jepang bahwa ada serangan rudal Korea Utara, Selasa (17/1). NHK meminta warga segera mencari tempat berlindung. Beberapa menit kemudian, NHK mengoreksi pesan itu dan meminta maaf atas kesalahan mereka. Pesan peringatan disebarkan NHK melalui situs internetnya dan media sosial Twitter. Isinya: ”Korut meluncurkan rudal. Pemerintah mengimbau warga mencari perlindungan dalam gedung dan ruang bawah tanah”. Insiden ini juga terjadi dua hari lalu di Hawaii. Badan Pengelolaan Darurat Hawaii mengirim pesan melalui pesan ada serangan rudal Korut dan membuat warga panik. Koreksi baru dilakukan 40 menit kemudian. (REUTERS/AP/LUK)
Paus Bertemu Korban Pelecehan
Dalam kunjungan ke Chile, Paus Fransiskus bertemu dengan sejumlah korban pelecehan yang dilakukan sejumlah pastor di Chile. Dalam pernyataan yang dikeluarkan Kedutaan Vatikan di Santiago, Selasa (16/1), para korban mengungkapkan penderitaan mereka kepada Paus yang mendengarkan dan menangis bersama mereka. Sebelumnya, Paus secara terbuka meminta maaf. ”Saya tak mampu mengungkapkan rasa sakit dan malu yang saya rasakan atas penderitaan yang terjadi pada anak-anak oleh para pastor,” kata Paus yang memastikan pelanggaran itu tak akan terulang. Menurut laporan Bishop Accountability yang berbasis di AS, ada 80 rohaniwan yang dituduh melecehkan anak-anak di Chile sejak tahun 2000. (AFP/MYR)
Aktivis Hong Kong Joshua Wong Dipenjara
Pengadilan Hong Kong, Rabu (17/1), kembali menjatuhkan hukuman bagi aktivis demokrasi Joshua Wong (21). Kali ini kesalahan yang dituduhkan adalah melawan keputusan pengadilan yang telah memerintahkan pembersihan jalan dari aksi protes. Tokoh ”Gerakan Payung” ini pada tahun lalu malah menutup jalan sampai 79 hari sehingga pengadilan menjatuhkan hukuman tiga bulan penjara. Sebelumnya, Joshua Wong pernah diadili dan dihukum enam bulan penjara. Pemuda ini tidak menyesal. Bahkan, sebelum digelandang petugas dia mengatakan, ”Mereka bisa memenjarakan tubuh kami, tetapi mereka tak bisa mengunci pikiran kami.” Sebanyak 14 aktivis mahasiswa lainnya ditunda hukumannya. (AFP/RET)