Inggris-Perancis Bahas Isu Migran
LONDON, KAMIS — Inggris bersedia membayar dana tambahan 44,5 juta poundsterling untuk meningkatkan keamanan di sekitar perbatasan Calais, Perancis. Inggris juga bersedia menampung lebih banyak migran anak-anak yang saat ini berada di Calais.
Kesepakatan tersebut dicapai dalam pertemuan Perdana Menteri Inggris Theresa May dan Presiden Perancis Emmanuel Macron, di London, Kamis (18/1).
Salah satu isu penting yang dibahas adalah memperbarui Kesepakatan Le Touquet yang dibuat tahun 2003. Kesepakatan antara Inggris dan Perancis itu terkait ribuan migran yang bermukim di Calais. Para migran ini berupaya mencapai wilayah Inggris dengan melewati terowongan yang menghubungkan kedua negara. Caranya dengan menjadi penumpang gelap angkutan yang menuju perbatasan Inggris.
Dana 44,5 juta poundsterling itu di luar dana 100 juta poundsterling yang sudah dibayar Inggris sesuai dengan Kesepakatan Le Touquet. Dana itu akan digunakan untuk pembangunan pagar, kamera pengawas, dan teknologi identifikasi di Calais.
Calais sebelumnya diibaratkan sebagai ”hutan” karena area itu dijadikan tempat penampungan sementara para migran dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Jumlah mereka saat ini diperkirakan mencapai 25.000 orang, kebanyakan remaja dan anak-anak.
Dari 2.000 migran anak, Inggris berjanji akan menampung 893 migran yang memiliki kerabat di Inggris. Namun, tahun lalu hanya delapan anak yang diizinkan masuk Inggris.
Pada akhir 2016, Presiden Perancis saat itu, Francois Hollande, membuldoser perkampungan migran di Calais dan memindahkan para migran ke sejumlah rumah penampungan di beberapa kota di Perancis.
Pasca-Brexit
Kedua negara juga berniat memperkuat kerja sama, khususnya setelah Inggris keluar dari Uni Eropa pada Maret 2019. Meski demikian, kedua pemimpin sama sekali tidak membicarakan isu Brexit, termasuk imbauan Uni Eropa agar Inggris mempertimbangkan kembali usulan untuk tetap bertahan di UE.
”Pertemuan hari ini akan menggarisbawahi bahwa Inggris dan Perancis berkomitmen melindungi rakyatnya dan menjunjung nilai-nilai demokrasi liberal dari ancaman, baik di dalam maupun luar negeri. Persahabatan Inggris-Perancis melampaui (isu) pertahanan dan keamanan,” kata May.
May—yang kekuasaannya melemah setelah Partai Konservatif gagal meraih kursi mayoritas—berupaya menunjukkan bahwa Inggris yang saat ini masih melakukan negosiasi Brexit, memiliki banyak hal untuk ditawarkan pada UE.
Inggris dan Perancis juga akan memperkuat kerja sama keamanan untuk memerangi terorisme. Dalam pertemuan itu hadir lima kepala badan intelijen Inggris dan Perancis. Menurut rencana, Inggris akan mengerahkan sejumlah helikopter untuk membantu operasi kontraterorisme Perancis di Mali.
”Serangkaian serangan teroris di sejumlah negara di Eropa menunjukkan skala tantangan lintas batas yang kita hadapi untuk melindungi rakyat kita,” kata jubir Pemerintah Inggris.
(AFP/REUTERS/MYR)