Upaya Menghancurkan Rojava di Afrin Kembali Dilakukan
Oleh
Musthafa Abd. Rahman Dari Kairo, Mesir
·2 menit baca
Distrik Afrin, yang sejak Sabtu (20/1) menjadi sasaran operasi militer Turki ”Ranting Zaitun”, dikenal sebagai lumbung buah zaitun di Suriah. Sejauh mata memandang terlihat pohon zaitun yang tersebar di distrik ini
Distrik Afrin terletak di barat laut Provinsi Aleppo, Suriah, dan berbatasan langsung dengan Turki. Distrik yang di dalamnya terdapat kota Afrin dan sekitar 360 desa ini memiliki penduduk yang mayoritas beretnis Kurdi. Distrik Afrin diperkirakan berpenduduk lebih dari 1 juta orang setelah pengungsi dari wilayah lain di Suriah datang.
Distrik Afrin merupakan salah satu distrik yang langsung melawan pemerintah pusat Damaskus menyusul meletupnya revolusi rakyat menentang rezim Presiden Bashar al-Assad, 2011. Setahun kemudian, pasukan Assad mundur dari Afrin akibat terdesak perlawanan warga.
Maka, sejak 2012, distrik itusecara de facto menikmati otonomi dan menjadi lokasi uji coba pemerintahan otonom Kurdi. Sejak tahun itu pula, Distrik Afrin dikontrol milisi Kurdi: Unit Perlindungan Rakyat (YPG).
Gambar pemimpin Partai Pekerja Kurdistan (PKK) Abdullah Ocalan, yang ditahan di Turki sejak 1999, mudah ditemukan di Afrin. PKK telah ditetapkan sebagai organisasi teroris. Di distrik ini dibangun pusat-pusat pendidikan dan kebudayaan Kurdi. Ada pula dewan perwakilan dan pemerintahan Kurdi.
Sedikitnya 5.000 anggota YPG mempertahankan Distrik Afrin sejak 2012. YPG berhasil membendung serangan militer Damaskus dan milisi oposisi yang hendak menguasai Afrin.
Distrik Afrin terisolasi secara politik dan militer. Arah barat dan utara distrik merupakan wilayah Turki. Di arah timur terdapat kota Azaz yang dikontrol milisi oposisi Suriah pro-Turki. Di arah tenggara dan selatannya terdapat area yang dikontrol militer Damaskus.
Pintu keluar menuju Aleppo yang berjarak sekitar 60 km dari Distrik Afrin adalah jalur melalui Desa Nubl dan Al-Zahra. Keduanya berpenduduk mayoritas Arab Syiah dan dikuasai pasukan Suriah.
Seiring meluasnya wilayah yang dikendalikan YPG di Suriah utara dan timur laut, pada Maret 2016 diproklamasikan wilayah otonomi Kurdi yang dikenal dengan Pemerintah Rojava, meliputi tiga wilayah: Al-Hasakah di Suriah timur laut, Eufrat di Suriah utara, dan Afrin di Suriah barat laut.
Keberadaan Pemerintah Rojava melatarbelakangi langkah Turki melancarkan operasi ”Perisai Eufrat” pada Agustus 2016 untuk mengusir kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) serta YPG dari kota Jarablus dan sekitarnya. Sesungguhnya tujuan operasi adalah membubarkan Pemerintah Rojava dengan memutus wilayah Kurdi di Al-Hasakah dan Eufrat.
Turki kini melancarkan ”Ranting Zaitun” yang sesungguhnya penyempurnaan ”Perisai Eufrat”, yakni menghancurkan Pemerintah Rojava.