Pasukan India dan Pakistan kembali saling menembaki pos penjagaan dan desa di masing-masing negara, di kawasan Kashmir yang diperebutkan kedua belah pihak. Akibatnya, satu warga sipil tewas dan tiga orang lainnya luka-luka. Semua korban berasal dari pihak India. Tembak-menembak berlangsung mulai Minggu (21/1) malam hingga Senin (22/1) dini hari. Baku tembak selama beberapa hari terakhir di kawasan Kashmir telah menyebabkan total 13 warga sipil serta 9 tentara dari kedua belah pihak tewas. Selain itu, puluhan ribu penduduk meninggalkan tempat tinggal guna menyelamatkan diri. Sebagian besar insiden tembak-menembak berlangsung di sepanjang kawasan perbatasan Kashmir yang dijaga pasukan paramiliter India dan Pakistan. (ap/ato)
Bom Tewaskan Tiga Orang di Thailand Selatan
Sebuah bom sepeda motor menewaskan tiga warga sipil dan melukai dua puluhan orang di sebuah pasar pagi di Kota Yala, Thailand selatan, Senin (22/1). Ini serangan pertama pada tahun ini di wilayah itu yang diduga dilakukan oleh kelompok militan. Eakapong Rattanachai, aparat kepolisian setempat, mengatakan, penyerang memarkir sepeda motornya yang telah dipasang bahan-bahan peledak, kemudian berbelanja ke pasar tersebut dan berbaur dengan kerumunan warga. Perlawanan terharap Pemerintah Thailand di wilayah di dekat perbatasan Malaysia tersebut sejak 2004 telah menewaskan hampir 7.000 orang, dan mayoritas korban adalah warga sipil. Jumlah korban tewas sepanjang 2017 tercatat 235 orang. Ini angka terendah selama 13 tahun konflik berlangsung. Bom di Yala itu mengindikasikan, kelompok militan menarget warga sipil. (AFP/LOK)
China Balas AS soal Posisinya di WTO
Pemerintah China membalas dan membela diri atas pernyataan Amerika Serikat yang mengaku salah mengambil sikap karena mendukung China dalam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, Senin (22/1), China menyatakan berperan relatif progresif dalam sistem perdagangan bebas. "Kami adalah pelindung, pengembang serta pendukung sistem perdagangan multilateral," kata Hua. "Mungkin Anda tidak memperhatikan bahwa aksi-aksi ataupun pesan-pesan unilateral AS yang justru menampilkan aneka tantangan pada sistem perdagangan multilateral. Hal-hal itu telah diungkapkan sejumlah anggota WTO." Sebelumnya, perwakilan perdagangan AS kepada Kongres AS, pekan lalu, menyatakan, AS dinilai keliru mendukung China dalam keanggotaan WTO. Sikap itu dinilai menyebabkan persoalan dalam sistem perdagangan multilateral. (AP/BEN)