Beberapa bulan lagi, Arab Saudi akan menerbitkan visa pelancong. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari rencana Arab Saudi untuk mengurangi ketergantungan penghasilannya dari minyak bumi.
”Kerajaan ini adalah harta karun yang amat besar. Kami bukan hanya pedagang minyak,” ujar Pangeran Sultan bin Salman, Kepala Badan Pariwisata Saudi.
Dalam 12 tahun ke depan, Saudi menargetkan menarik hingga 30 juta pelancong. Saudi tidak main-main dengan rencana itu. Dalam Visi 2030, rancangan arah pembangunan Saudi pascaminyak, pariwisata dijadikan salah satu sumber pemasukan utama.
Dalam visi yang disampaikan putra mahkota Pangeran Mohammad bin Salman tersebut, ada rencana pembangunan tempat wisata berbiaya jutaan dollar AS. Proyek ini antara lain mengubah 50 pulau dan tempat kuno lain di Laut Merah menjadi tempat wisata mewah.
Saudi juga akan menata kawasan Mada'in Saleh. Kawasan itu pernah dihuni masyarakat dari peradaban yang juga membangun kota Petra di Jordania. Kota yang dipahat di dinding bukit berbatu itu menjadi salah satu andalan pelesiran Jordania. Saudi terus membangun aneka tempat wisata lain untuk memperbanyak pilihan bagi pelancong.
Menyiapkan paket wisata
Agen perjalanan dunia seperti Steppe Travel yang berbasis di Inggris tengah menyiapkan paket-paket wisata ke Arab Saudi. ”Ada banyak potensi pariwisata Saudi. Kami mengetahui hal ini setidaknya dari keinginan terpendam yang terekam dalam data kami,” ujar Justin Wateridge, Direktur Pelaksana Steppes Travel.
Menurut dia, tidak diperlukan upaya besar untuk melakukan perubahan, selain Saudi mengeluarkan visa turis.
Penulis yang tinggal di Jeddah, Khaled Batarfi, mengatakan, pariwisata masih merupakan sebuah ”konsep baru” bagi Arab Saudi.
”Melayani orang lain dalam tradisi kesukuan merupakan sesuatu yang tidak bisa diterima, kecuali terhadap tamu Anda sendiri,” tulisnya dalam surat kabar Saudi Gazette.