TEHERAN, RABU — Presiden Iran Hassan Rouhani mengingatkan potensi pengulangan revolusi di Iran. Hal itu dapat terjadi jika tuntutan para pengunjuk rasa diabaikan.
Rouhani mengungkapkan hal itu dalam pidato untuk memperingati Revolusi Iran, Rabu (31/1), di Teheran. ”Semua pejabat negara harus mendengarkan keinginan warga,” ujarnya.
Ia mengatakan, warga Iran berhak menyampaikan pendapatnya. ”Tidak ada yang bisa menghalangi warga Iran menyampaikan pendapat, kritik, bahkan unjuk rasa,” ujarnya.
Ia mengingatkan, di masa lalu, saat negara itu masih berbentuk kerajaan, monarki Iran mengira akan terus bertahan. ”Namun, mereka kehilangan semua karena alasan ini: Tidak mendengarkan kritik masyarakat,” katanya.
Ia mengatakan, rezim Shah Iran tidak mau mendengarkan nasihat para reformis, penasihat, kaum terdidik, bahkan para elite. ”Mereka hanya mendengar suara revolusi dan saat itu sudah terlambat,” ujarnya.
Komentar itu mengingatkan orang pada isi surat terbuka Mehdi Karroubi kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei. Tokoh reformis Iran yang memimpin unjuk rasa besar pada 2009 ini mengingatkan Iran butuh revolusi baru setelah revolusi 1979. Revolusi itu mengakhiri monarki yang sudah berkuasa ribuan tahun di negara itu. Karroubi menjalani tahanan rumah sejak 2009 akibat keterlibatan dalam unjuk rasa tersebut. Ia mengatakan, revolusi harus dilakukan sebelum terlambat.
Setelah unjuk rasa 2009, Iran kembali diguncang unjuk rasa besar pada 2018. Unjuk rasa itu berlangsung di 80 kota di negara itu. Para pengunjuk rasa memprotes kinerja ekonomi Iran yang dirasa tidak kunjung membaik. Para pengunjuk rasa meminta perbaikan perekonomian dan penyediaan lebih banyak lapangan kerja untuk warga Iran.
Akan tetapi, unjuk rasa itu disikapi dengan keras. Banyak orang yang terlibat atau ikut serta dalam unjuk rasa itu ditangkap dengan tuduhan subversif.
Selain unjuk rasa ekonomi, Iran juga dilanda unjuk rasa oleh kelompok perempuan. Mereka tampil di muka umum tanpa menutup kepala. Aksi itu melanggar aturan berpakaian di Iran yang mengharuskan perempuan menutup kepala mereka saat berada di tempat umum.
Peringatkan asing
Rouhani tidak hanya memperingatkan kelompok berkuasa di Iran. Dalam pidato itu, ia juga menyerang pihak asing yang dituduhnya menunggangi unjuk rasa untuk mengacaukan Iran.
Ia mengingatkan, warga Iran siap membela negara itu dari pihak asing. ”Selama masyarakat mencintai kebudayaan Islam, mencintai Iran, dan membela kesatuan nasional, tidak ada adikuasa bisa mengubah arah bangsa,” kata Rouhani.
Jaksa Agung Iran Mohammad Jafar Montazeri juga mengatakan, asing menunggangi protes terkait dengan kewajiban berjilbab. ”Saya kira yang melakukan aksi itu dihasut. Mereka bisa jadi dipengaruhi pihak dari luar negeri,” ujarnya.
Ia mengatakan, para pelaku hanya melakukan hal yang sepele dan tidak perlu dipikirkan lebih lanjut. ”Aksi itu adalah tindakan kekanak-kanakan oleh beberapa gadis muda yang melepaskan kerudung yang dipakai sehari-hari,” katanya. (AFP/RAZ)