Untuk urusan menjaga kerahasiaan keuangan, Swiss dan Amerika Serikat ternyata jagonya. Dua negara itu berada di peringkat teratas dalam daftar pusat keuangan utama yang paling rahasia di dunia. Untuk kawasan Asia, Singapura dan Hong Kong masuk dalam daftar peringkat 10 besar dunia.
Kerahasiaan keuangan ini merupakan salah satu penyebab peningkatan kasus pencucian uang, korupsi, dan penghindaran pajak. Ini merupakan hasil studi penyusunan peringkat global yang dilakukan The Tax Justice Network yang mengampanyekan transparansi keuangan. Hasil pemeringkatan itu dipublikasikan Rabu (31/1). Kelompok ini menganalisis 110 negara.
Swiss dinobatkan menjadi ”ibu kota dunia untuk kerahasiaan bank”. Adapun AS duduk di peringkat kedua karena konsistensi peningkatan layanan keuangan di luar negeri. Hasil studi yang dipublikasikan setiap dua tahun sekali menganalisis negara-negara dengan memakai sejumlah kriteria.
Kriteria-kriteria itu antara lain jumlah informasi kepemilikan gabungan badan usaha (trust) atau yayasan yang disediakan dan tingkat ketaatan pada aturan-aturan terkait pencucian uang. Direktur The Tax Justice Network John
Christensen mengatakan, hasil studi itu menunjukkan jumlah informasi yang diberikan bergantung kepada siapa yang meminta. Padahal, negara-negara yang dianalisis itu mengklaim sudah semakin transparan. ”Untuk negara-negara Barat yang kaya bisa mendapat informasi itu. Namun, untuk negara-negara miskin di Afrika tidak bisa,” kata Christensen.
Kerahasiaan keuangan ini, lanjut Christensen, memungkinkan pencucian uang dan pencurian. Penghindaran pajak juga terjadi di setiap jenjang. ”Terjadi penjarahan sistematis negara dengan jumlah yang sangat besar,” ujarnya.
Negara lain yang masuk dalam peringkat pusat keuangan yang paling rahasia adalah Cayman Islands, Luksemburg, dan Jerman. Adapun Hong Kong dan Singapura masuk dalam peringkat 10 besar.
Hasil studi itu juga menghangatkan perdebatan mengenai pemanfaatan pusat-pusat keuangan itu untuk transaksi pencucian uang, penjualan senjata, narkoba, dan penghindaran pajak. Apalagi setelah publikasi Dokumen Panama (Panama Papers) yang menunjukkan sejumlah perusahaan yang didirikan di negara yang memberikan tarif pajak rendah, bahkan sampai 0 persen, demi menarik perusahaan-perusahaan asing untuk menyimpan uang di negara itu dan memberikan jaminan kerahasiaan atas aset yang disimpan.
Jaminan perlindungan
Mulai tahun ini Pemerintah Swiss mengaku akan membongkar sistem kerahasiaan bank secara bertahap. Upaya ini dimulai dengan mengirimkan informasi rekening klien ke lembaga pajak asing.
Meski demikian, Swiss akan mengupayakan benteng perlindungan terhadap industri finansial multi-triliunan dollar tersebut untuk melindungi penyalahgunaan informasi.