Singapura Bersiap Diri
Sekelompok orang bersenjata tiba-tiba menyerbu sebuah pusat perbelanjaan di pusat kota Singapura. Letusan senjata membahana, membuat orang kalang kabut.
Tak berapa lama, pasukan pemukul reaksi cepat tiba di lokasi lokasi dan berhasil memukul penyerang. Simulasi itu merupakan bagian dari latihan yang digelar aparat keamanan Singapura untuk mengantisipasi serangan teroris. Berdasarkan sejumlah laman dan jejaring sosial seperti Youtube, aparat Singapura rutin melakukan simulasi antiteror.
Sebuah video yang diunggah tiga bulan lalu menunjukkan, mereka tengah berlatih di Bandara Internasional Changi disaksikan Perdana Menteri Lee Hsien Loong. Saat itu, PM Lee mengatakan, bandara merupakan salah satu target potensial serangan teroris, demikian juga dengan Changi. Oleh karena, itu Singapura harus bersiap diri dan berlatih untuk menanggapi situasi darurat jika serangan teror itu benar terjadi.
Singapura berada di peringkat kedua setelah Tokyo untuk Indeks Kota Teraman 2017 yang dilakukan oleh Economist Intelligence. Meskipun selama ini aman, Pemerintah Singapura mengatakan bahwa Singapura telah menjadi sasaran kelompok militan selama bertahun-tahun.
”Singapura terus menghadapi ancaman keamanan serius dari individu-individu radikal dan teroris asing yang terus melihat Singapura sebagai target yang berharga,” kata Kementerian Dalam Negeri Singapura (MHA).
Otoritas Singapura mengatakan, mereka menjadi sasaran ekstremisme Islam sejak tahun 1990-an. Upaya untuk mencegah terorisme telah meningkat secara nyata dalam beberapa tahun terakhir. Pasca-serangan kelompok Maute yang berafiliasi pada Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) di Marawi, Filipina selatan, Singapura terus berbenah.
Dalam laporan berjusdul ”Penilaian Ancaman Terorisme” yang dirilis tahun lalu, MHA mengatakan bahwa NIIS telah memasukkan Singapura dalam agenda mereka. Klaim tersebut didukung oleh pakar keamanan.
”Singapura yang dikenal aman justru menjadi target," kata Dan Bould, Direktur Manajemen Krisis Asia di perusahaan jasa profesional Aon. Bould adalah mantan tentara Inggris berpangkat kapten.
”Jika ada serangan di Filipina, mungkin akan jadi berita selama setengah jam dalam siklus berita 24 jam. Jika serangan terjadi di Singapura di mana aktivitas multikultural beroperasi di sini, Singapura akan jadi berita setidaknya selama beberapa hari,” kata Bould.
Berhasil lolos
Akan tetapi, hingga saat ini, Singapura berhasil terhindar dari teror. Negara kota itu lolos dari serangan seperti terjadi di kota-kota besar lainnya, New York, London, Paris, dan Berlin. Itulah mengapa Singapura berada di level bawah ”Indeks Teror Global 2017”, tanpa ada serangan seperti terkait teror 9/11.
Namun, sebuah jajak pendapat yang dilakukan Sunday Times tahun lalu menunjukkan, tiga dari empat warga Singapura percaya bahwa hanya masalah waktu sebelum negara tersebut mengalami serangan teror.
Otoritas Singapura tentu tidak ingin warganya berpuas diri. Semua orang, termasuk anak-anak sekolah, didorong untuk mengunduh aplikasi seluler yang mengingatkan mereka pada situasi darurat dan memungkinkan mereka mengirimkan video dan foto peristiwa yang mencurigakan.
MHA mengatakan, akhir tahun lalu, lebih dari 1,3 juta perangkat telah dilengkapi dengan aplikasi SGSecure. Sebagai catatan, jumlah penduduk Singapura sekitar 5,6 juta orang.
Simulasi
Untuk membuat warga lebih waspada, simulasi serangan teror biasa dilakukan. Pekan lalu, pria bertopeng dan menggunakan senjata serbu merangsek pusat aktivitas anak-anak di Pulau Sentosa. Bulan lalu, militer Singapura melakukan latihan mobilitas terbesarnya dalam lebih dari tiga dekade, termasuk respon antarlembaga saat disimulasikan seorang pria bersenjata menyerbu stadion nasional.
Pihak berwenang mengatakan, tahun lalu ada informasi yang dapat dipercaya bahwa para militan NIIS mempertimbangkan untuk melakukan serangan atas Singapura.
Pada Agustus 2016, Indonesia, yang memiliki populasi Muslim terbesar di dunia, menangkap enam tersangka yang memiliki hubungan dengan NIIS, yang dituduh merencanakan serangan roket yang menargetkan hotel Marina Bay Sands,
Singapura.
Setelah kekalahan NIIS di Irak dan Suriah, sejumlah pejabat keamanan memperingatkan Singapura. Ratusan warga Malaysia dan Indonesia yang selama ini diketahui bergabung dengan NIIS dan turut berperang di Irak dan Suriah telah kembali. Situasi itu tentu menjadi perhatian bagi kawasan, termasuk Singapura. (REUTERS/LOK)