Transaksi Abad Ini Benturkan Abbas dan Para Pemimpin Arab
Oleh
Musthafa Abd Rahman
·3 menit baca
Transaksi abad ini, istilah yang merujuk pada kesepakatan damai PalestinaIsrael, mulai digulirkan ke publik sejak kuartal III tahun 2017. Transaksi itu merupakan pendekatan baru dan inisiatif out of box oleh Pemerintah AS di bawah Presiden Donald Trump untuk memecah kemacetan perundingan damai Palestina-Israel sejak tahun 2014.
Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah Jason Greenblatt, dalam pertemuan dengan para konsulat negara-negara Eropa di Jerusalem, pada pekan lalu mengungkapkan, transaksi abad ini kini sudah masuk dalam tahap akhir dan akan diluncurkan secara resmi dalam beberapa pekan mendatang.
Namun, Greenblatt secara mengejutkan menyampaikan beberapa butir pola komunikasi yang akan ditempuh Trump menghadapi para pemimpin Timur Tengah (Timteng) terkait transaksi itu. Pertama, transaksi abad ini merupakan paket solusi komprehensif yang tidak dapat dirundingkan lagi dan hanya memberi dua pilihan kepada para pemimpin Timteng, yaitu menerima atau menolak.
Kedua, transaksi abad ini merupakan solusi komprehensif Timteng, bukan hanya solusi Palestina-Israel, meski solusi Palestina-Israel tetap jadi kunci menuju solusi Timteng lainnya. Ketiga, Palestina bukan pihak penentu dalam transaksi abad ini, melainkan para pemimpin utama Arab dan Israel yang lebih menentukan pengambilan keputusan terkait transaksi itu.
Greenblatt mengancam, jika Presiden Palestina Mahmoud Abbas menolak transaksi abad ini, AS akan bekerja sama dengan para pemimpin Arab untuk mengganti Abbas dengan pemimpin Palestina lain yang menerima transaksi tersebut.
Greenblatt mengatakan, tujuan transaksi abad ini adalah menciptakan perdamaian regional antara dunia Arab dan Israel untuk menghadapi bahaya ancaman Iran dan terorisme.
Bocoran isi transaksi abad ini, seperti dilansir harian Al Hayat edisi Minggu (4/2), pertama, ibu kota Palestina terdiri dari Desa Abu Dis di pinggiran Jerusalem timur dan beberapa kampung atau distrik Arab di Jerusalem timur yang akan diintegrasikan dengan Abu Dis. Kedua, kompleks Masjid Al Aqsa dan kota tua di Jerusalem timur tetap status quo seperti saat ini di bawah kontrol penuh Israel.
Ketiga, distrik Arab di Jerusalem timur, seperti Shuafat, Beit Hanina, Raas Khamis, Kafr Aqab, dan Al-Tur secara administrasi akan diintegrasikan dengan Abu Dis dan bisa diklaim bagian ibu kota Palestina.
Keempat, pintu gerbang perbatasan antara wilayah Palestina dan Jordania secara keamanan tetap dikontrol Israel, tetapi Palestina bisa ikut mengendalikan secara sipil dengan menempatkan pegawai imigrasi Palestina di pos-pos penyeberangan Tepi Barat dan Jordania.
Kelima, pengungsi Palestina diselesaikan secara kemanusiaan dan Badan Bantuan Sosial dan Pekerja PBB (UNRWA) yang menangani pengungsi Palestina akan dibubarkan.
Keenam, perbatasan negara Israel-Palestina, solusi permukiman Yahudi di Tepi Barat, dan isu keamanan akan dirundingkan Palestina dan Israel.
Trump telah melakukan manuver politik agar Israel yang dikontrol kubu kanan dan kelompok agama serta dunia Arab menerima transaksi abad ini. Awal Desember lalu, ia mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel sebagai insentif agar kubu kanan dan kelompok agama di Israel menerima solusi dua negara sesuai transaksi abad ini.
Untuk membujuk negara Arab menerima transaksi versi AS itu, pertengahan Januari lalu, telah dibocorkan rencana proyek pembangunan jaringan rel kereta penghubung Israel dengan Arab Saudi via Jordania yang diperpanjang hingga Irak. Disinyalir pula akan dibangun rel kereta antara Jerusalem dan Kairo serta pusat pariwisata di Sinai selatan, Mesir, yang didanai AS.