”Hari ini kita menyelesaikan konsultasi di dalam masalah Eropa,” kata Martin Schulz, Ketua SPD. Di media sosial, ia menambahkan bahwa kesepakatan itu mencakup penambahan anggaran bagi zona euro dan berakhirnya kebijakan pengetatan.
Oleh karena itu, kedua kubu merasa bahwa negosiasi akan berhasil. ”Kami telah mencapai titik di mana kita bisa memperoleh hasil yang baik,” kata Armin Laschet, Menteri Utama Provinsi North Rhine-Westphalia kepada televisi ARD. Laschet adalah pejabat CDU.
Hal senada diungkapkan oleh Menteri Kehakiman Heiko Maas yang berasal dari SPD. ”Saya yakin kita akan mencapai kesepakatan.”
Gagal raih mayoritas
Meskipun memenangi pemilu pada September 2017, CDU dan mitranya dari Bavaria, Uni Sosial Kristen (CSU), gagal meraih mayoritas kursi parlemen. Upaya Merkel untuk berkoalisi dengan Partai Demokrat Bebas (FDP) dan Partai Hijau gagal setelah FDP menarik diri.
Merkel kemudian mendekati SPD yang sejak awal menyatakan tidak akan berkoalisi dan memilih menjadi oposisi. Namun, untuk menghindari pemilu ulang, Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier yang berasal dari SPD membujuk para politisi di partai itu untuk melakukan koalisi.
Setelah melalui perundingan alot, kesepakatan awal berhasil dicapai. Dalam pemungutan suara di partai SPD, 56 persen mendukung kesepakatan itu.
Kini, kedua partai melakukan negosiasi untuk membentuk pemerintahan, tetapi terbentur pada beberapa isu krusial. SPD, misalnya, menginginkan agar para pekerja yang berstatus temporer dialihkan kontraknya menjadi permanen.
”Di sejumlah area kita masih jauh dari kesepakatan karena kita berasal dari dua partai yang memiliki landasan sangat berbeda,” kata Menteri Kesehatan Katarina Barley dari SPD.
Meski demikian, kedua kubu menyadari, jika kesepakatan tak tercapai dan perlu ada pemilu ulang, suara bagi partai ekstrem kanan, Alternatif untuk Jerman (AfD), akan semakin besar.
Jika kesepakatan tercapai, SPD masih akan melakukan referendum final. Lalu, jika koalisi besar akhirnya terbentuk, AfD akan menjadi partai oposisi utama di parlemen. Dalam pemilu lalu, AfD meraih posisi ketiga.
Jajak pendapat terakhir menunjukkan warga Jerman sudah lelah dengan berlarut-larutnya proses pembentukan pemerintahan. Menurut televisi ARD, 71 persen pemilih menyatakan ”tak bisa mengerti mengapa pembentukan pemerintahan memakan waktu demikian panjang”.