Per November 2017, angka perdagangan bilateral kedua negara telah melebihi 3 miliar dollar AS (Rp 40,6 triliun) dan mengalami kenaikan lebih dari 16 persen. ”Saya senang dengan semakin intensifnya kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Italia. Kita ingin menggunakan tren positif ini untuk terus meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara,” kata Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi saat menerima kunjungan Menlu Italia Angelino Alfano di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Rabu (7/2) sore.
Pada Oktober 2017, Retno berkunjung ke Roma, Italia. Dalam waktu empat bulan, Alfano sudah melakukan kunjungan balasan ke Indonesia. ”Hal ini menunjukkan komitmen Italia untuk terus meningkatkan hubungan bilateral Indonesia-Italia,” tutur Retno.
Ia menambahkan, tahun depan dirayakan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Italia. ”Karena Italia memiliki kekuatan ekonomi kreatif, kita sepakat mengambil tema usaha mikro, kecil, dan menengah serta ekonomi kreatif,” kata Retno.
Menurut Alfano, Italia memandang Indonesia sebagai mitra yang memiliki nilai-nilai demokratis yang sama. Indonesia juga dipandang penting karena menjadi anggota G-20.
Kelapa sawit
Menurut Retno, mereka membahas pula berbagai isu terkait upaya peningkatan hubungan bilateral, misalnya ekspor kelapa sawit Indonesia ke Eropa, ekonomi kreatif, dan dialog antaragama. ”Terkait produk minyak kelapa sawit Indonesia, saya kembali menyampaikan keprihatinan Indonesia terhadap Eropa yang melarang penggunaan minyak kelapa sawit dalam biofuel mulai 2021. Saya sampaikan isu ini kepada Menteri Alfano. Isu kelapa sawit adalah hal penting bagi kepentingan nasional Indonesia,” kata Retno.
Menurut dia, Indonesia terus melakukan pendekatan yang seimbang antara pembangunan ekonomi dan isu lingkungan. ”Italia merupakan negara yang sangat penting bagi ekspor kelapa sawit Indonesia, negara tujuan ekspor ketiga bagi kelapa sawit Indonesia ke Eropa. Karena itu, Indonesia meminta perhatian Pemerintah Italia pada saat berlangsungnya dialog antara parlemen dan komisi Uni Eropa,” papar Retno.
Menurut Alfano, ekonomi menjadi hal yang penting untuk menguatkan hubungan bilateral. ”Peluang kerja sama masih sangat luas. Kita bisa saling mendukung perekonomian dan membentuk kemitraan di bidang ekonomi, maritim, pertahanan, dan lain-lain. Perusahaan-perusahaan Italia mempunyai kemampuan teknologi yang dibutuhkan oleh Indonesia,” ungkapnya.
Kedua menteri juga membahas beberapa isu kawasan dan internasional, antara lain mengenai Palestina. (LOK)