BERLIN, RABU — Setelah melewati perundingan maraton lebih dari 24 jam, partai yang dipimpin Kanselir Angela Merkel akhirnya mencapai kesepakatan dengan Partai Sosial Demokrat (SPD).
Sumber-sumber menyebutkan, Merkel telah memberikan ”konsesi besar” kepada SPD antara lain dengan menyerahkan posisi menteri keuangan yang selama ini dipegang oleh partai Merkel, Uni Demokrat Kristen (CDU). Tokoh CDU, Wolfgang Schauble, yang menjadi Menteri Keuangan Jerman selama delapan tahun terakhir, berhasil menerapkan era pengetatan yang membuat ekonomi Jerman tumbuh pesat.
SPD juga akan mengambil sejumlah posisi lain, yaitu menteri keuangan, menteri luar negeri, menteri tenaga kerja, menteri kehakiman, menteri keluarga, dan menteri lingkungan.
Adapun CDU akan mengambil posisi untuk bidang pertahanan dan ekonomi. Menurut Bild, Ketua CSU Horst Seehofer yang berpandangan keras soal imigran akan menjadi menteri dalam negeri.
Meski demikian, masih akan ada pemungutan suara oleh 466.000 anggota SPD terhadap kesepakatan ini. Jika disetujui, pemerintah kemungkinan terbentuk pada akhir Maret,
Ketua SPD Martin Schulz mengunggah foto dirinya dan para anggota SPD lain yang sedang tersenyum dengan pesan, ”Lelah, tetapi bahagia. Ini baru namanya kesepakatan! Sekarang rincian final sedang digarap.”
”Kita memiliki pemerintahan koalisi yang akan melakukan banyak hal positif bagi rakyat. Saat ini kita ingin mandi karena sudah berunding sangat lama,” kata Peter Altmeier, Kepala Staf Kabinet Merkel.
Maraton
Perundingan babak akhir antara Partai Uni Demokrat Kristen (CDU)/Uni Sosial Kristen (CSU) dan Partai Sosial Demokrat berlangsung sejak Selasa (6/2) pukul 10.00 sampai Rabu pagi di markas CDU.
Kubu konservatif Merkel dan SPD sama-sama berada di bawah tekanan dari partainya untuk ”tidak mudah menyerah” kepada lawan. Meski demikian, kubu SPD saat ini berada di atas angin karena kubu Merkel sebelumnya gagal membentuk koalisi dengan Partai Hijau dan Partai Demokrat Bebas (FDP).
Berita tentang kesepakatan ini membuat lega para investor dan mitra Jerman yang sudah lama menunggu terbentuknya pemerintahan saat Eropa sedang menghadapi beragam tantangan.
Alice Weidel, pimpinan partai ekstrem kanan Alternatif untuk Jerman, yang kini menjadi oposisi di parlemen, menyebut koalisi itu ”tak masuk akal”. ”Tak ada yang lebih buruk dari ini,” ujarnya.