JERUSALEM, SABTU — Meskipun banyak negara berupaya mendorong upaya damai untuk menyelesaikan konflik di Timur Tengah, ketegangan di kawasan itu tidak kunjung mengendur. Sebaliknya, saat perang dengan Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) mulai mereda, bara perang saudara dan konflik antarnegara di Timur Tengah justru kembali menyala.
Api konflik kembali tersulut setelah Israel, Sabtu (10/2), menggelar serangan udara atas 12 sasaran di Suriah. Serangan udara itu menargetkan sistem pertahanan udara Suriah dan basis militer Iran di negara itu. Juru bicara militer Israel, Brigadir Jenderal Ronen Manelis, mengatakan, serangan itu merupakan jawaban atas sikap agresif Iran yang mengirim pesawat tanpa awak ke wilayah udara Israel.
Juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Jonathan Conricus, mengatakan Israel siap dengan risiko apa pun dan siapa pun yang hendak menyerang Israel.
”Namun, kami tidak ingin meningkatkan situasi ini. Ini adalah usaha defensif yang dipicu tindakan agresi Iran dan kami mempertahankan wilayah udara kami, kedaulatan kami, dan warga sipil,” kata Conricus.
Menurut dia, Iran telah bermain api dengan menginfiltrasi wilayah udara Israel dengan mengirim pesawat tanpa awak. Conricus mengatakan, pesawat tak berawak itu telah ditembak jatuh oleh tentara Israel.
Terkait serangan udara Israel di Suriah, dikabarkan senjata pertahanan udara Suriah menembak pesawat F-16 Israel yang kemudian jatuh di Desa Harduf, Israel utara. Otoritas Israel mengatakan, pesawat tempur itu jatuh dalam misi penyerangan atas instalasi pesawat tak berawak Iran di Suriah.
Konflik itu menandai konfrontasi paling serius Israel dengan Suriah dan pasukan yang didukung Iran di Suriah. Aliansi militer yang berjuang mendukung Presiden Bashar al-Assad membantah ada pesawat tak berawak memasuki ruang udara Israel.
Jenderal Hossein Salami, komandan Garda Revolusi Iran, tidak mengakui klaim Israel. ”Kami tidak mengonfirmasi berita semacam itu," katanya.
Iran mengecam kebohongan Israel dan menegaskan bahwa Suriah memiliki hak untuk membela diri secara sah atas serangan Israel. ”Iran yakin Suriah memiliki hak untuk pembelaan diri. Untuk menutupi kejahatan mereka di wilayah tersebut, pejabat Israel menggunakan kebohongan terhadap negara lain,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Ghasemi.
Menahan diri
Di Washington, pemerintahan Presiden Donald Trump mendukung sikap Israel. Dalam kunjungannya ke Israel bulan lalu, Wakil Presiden AS Mike Pence menyebut Iran sebagai sponsor teror terkemuka.
Menyikapi perkembangan di Suriah, Rusia menyatakan sangat prihatin. Kementerian Luar Negeri Rusia meminta semua pihak yang terlibat menahan diri dan menghindari eskalasi baru di kawasan Timur Tengah.
”Kami mendesak semua pihak untuk menahan diri dan menghindari tindakan yang dapat menyebabkan komplikasi situasi yang lebih besar lagi,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.
Lebih lanjut pernyataan itu mengatakan, perlu untuk menghormati tanpa syarat kedaulatan dan integritas teritorial Suriah dan negara-negara lain di wilayah tersebut. (AP/AFP/Reuters/JOS)