DUBLIN, MINGGU — Setelah 34 tahun memimpin partai terkuat di Irlandia Utara, Sinn Fein, Gerry Adams (69) mengundurkan diri dan digantikan Mary Lou McDonald (48), Minggu (11/2). Namun, cita-cita mereka tetap sama, mempersatukan Irlandia Utara dengan Republik Irlandia.
Mary Lou McDonald merupakan perempuan pertama yang menjadi pemimpin tertinggi. Ia juga merupakan generasi baru yang sama sekali tidak terkait dengan peristiwa ”the Troubles”. Istilah ini mengacu pada konflik berdarah kelompok Unionis pro-Inggris di Irlandia Utara yang didukung militer Inggris melawan paramiliter Irlandia Utara, Irish Republican Army (IRA), yang ingin memisahkan diri dan bergabung dengan Irlandia. Konflik berlangsung dari tahun 1968 hingga 1998 dan memakan korban jiwa 3.600 orang.
Pertikaian itu berakhir di era PM Inggris Tony Blair, yang berujung pada Kesepakatan Damai Jumat Agung, 10 April 1998. Gerry Adams berhasil meyakinkan IRA untuk meletakkan senjata. Kesepakatan damai ditandatangani oleh Tony Blair, John Hume, Gerry Adams, Martin McGuinness, Marjorie Mowlam, dan PM Irlandia Bertie Ahern.
Satu Irlandia
Dalam pidatonya di hadapan 2.000 perwakilan Sinn Fein di Dublin, McDonald mengatakan, dirinya akan tetap fokus pada masa depan partai, yaitu menjadi bagian dari Irlandia yang bersatu. ”Tujuan kita adalah menang. Memenangi pemilu, memperluas kekuatan politik, mewujudkan ambisi kita untuk menjadi bagian dari pemerintahan di utara dan selatan (Irlandia), merebut kemenangan politik setiap harinya, dan mewujudkan tujuan utama, memenangi persatuan Irlandia. Irlandia bersatu, di era kita!” ucapnya.
Pergantian pemimpin Irlandia terjadi di masa krusial, yaitu ketika Inggris sedang bersiap keluar dari Uni Eropa. Popularitas Sinn Fein terhalang karena Gerry Adams selalu dikaitkan dengan era Troubles.
Salah satu isu krusial Brexit adalah nasib Irlandia Utara, yang akan menjadi batas terluar Inggris. Irlandia Utara menolak keras penempatan militer Inggris di perbatasan kedua Irlandia karena akan merusak kesepakatan damai.
Terkait Brexit, McDonald menyatakan, Sinn Fein tidak akan menerima kesepakatan apa pun yang akan mengembalikan pengawasan perbatasan antara Irlandia Utara dan Republik Irlandia. ”Brexit mengancam kesejahteraan Irlandia secara keseluruhan. Irlandia tidak akan mau menjadi korban dari permainan politik Tories (kubu Konservatif) di London,” kata McDonald. (AP/AFP/REUTERS/MYR)