BRUSSELS, RABU - Amerika Serikat menyatakan khawatir dengan Kerja Sama Pertahanan Eropa yang dianggap bisa menyaingi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). AS mengancam bahwa Uni Eropa akan menghadapi konsekuensi serius jika sampai tidak melibatkan perusahaanperusahaan persenjataan AS dalam rencana kerja sama itu.
Pertemuan dua hari di markas NATO di Brussels, Belgia, yang dimulai Rabu (14/2), akan membahas isu tersebut. Selain itu, akan dibicarakan juga soal isu seputar perseteruan AS dan Turki terkait dukungan AS terhadap milisi Kurdi, Unit Pelindung Rakyat (YPG), di Suriah utara dalam memerangi kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS). Turki menganggap YPG sebagai kelompok teroris.
Kerja Sama Pertahanan Eropa (Permanent Structured Cooperation/PESCO), yang dilansir pada Desember 2017, merupakan kerja sama pertahanan di antara 25 negara anggota UE untuk merespons situasi keamanan yang sangat dinamis di kawasan. Ada 17 proyek awal yang akan segera dilakukan, mulai dari latihan militer bersama sampai bagaimana memberikan dukungan medis untuk operasi militer yang sedang berlangsung. Terkait itu, setiap negara akan meningkatkan anggaran pertahanannya.
Menteri Pertahanan AS Jim Mattis menyatakan, Washington khawatir sejumlah inisiatif yang diusulkan UE telah ”mencabut kemampuan yang ada pada NATO”.
Konsekuensi serius
Duta Besar AS untuk NATO Kay Bailey Hutchison mengingatkan UE bahwa akan ada konsekuensi serius jika perusahaanperusahaan persenjataan AS tidak dilibatkan dalam proyek UE. ”Tentu kami tidak ingin ini menjadi kendaraan UE untuk menjadi proteksionis. Kami akan mengawasinya. Karena jika itu terjadi, akan mengubah aliansi keamanan yang ada,” ujarnya.
Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan, pihaknya menyambut peningkatan anggaran pertahanan UE, tetapi hal itu harus dikoordinasikan dengan rencana NATO. UE, lanjut dia, tak mungkin mampu menggantikan aliansi Trans-Atlantik untuk menjamin keamanan Eropa.
”Tidak mungkin NATO dan UE berkompetisi. Eropa menyadari bahwa pertahanan dan perlindungan Eropa tergantung dari NATO,” kata Stoltenberg.
Para menteri pertahanan NATO mengadakan santap malam bersama Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Federica Mogherini untuk membahas masalah ini. (AP/AFP/REUTERS/MYR)