DAMASKUS, SENIN Milisi pendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad akhirnya masuk ke Provinsi Afrin. Mereka akan bergabung dengan milisi Kurdi dan memerangi pasukan Turki yang melancarkan serangan militer ke Afrin sejak 20 Januari lalu.
Langkah itu diumumkan lewat kantor berita resmi Suriah, SANA, Senin (19/2). Dalam pengumuman itu disebutkan, milisi akan membantu warga Afrin melawan serbuan Turki. ”Hal ini bagian dari dukungan pada penduduk setempat dan mempertahankan keutuhan wilayah serta kedaulatan Suriah,” demikian tertulis dalam pengumuman itu.
Sebelum ada pengumuman itu, pemerintahan Assad sebenarnya sudah membantu Kurdi dengan cara lain. Milisi dan pihak-pihak yang membantu Kurdi dilaporkan bisa melintas tanpa gangguan di wilayah yang dikontrol kubu Assad. Mereka harus melewati wilayah itu dalam perjalanan menuju Afrin.
Penasihat pemerintah otonomi Kurdi, Badran Jia Kurd, mengatakan, pasukan Suriah akan ditempatkan di sejumlah lokasi perbatasan. Lokasi penempatan sesuai kesepakatan Pemerintah Suriah dengan Kurdi. ”Kami bisa bekerja sama dengan pihak mana pun yang membantu di tengah kejahatan keji dan sikap diam internasional,” ujarnya.
Kurd memastikan kesepakatan hanya soal langkah militer. Belum ada pembahasan soal politik atau isu lain karena akan dibicarakan dalam perundingan selanjutnya.
Ia membenarkan ada yang tidak setuju dengan kesepakatan antara Kurdi dan kubu Assad. ”Kami tidak tahu sampai kapan kesepakatan ini berlaku. Ada pihak-pihak tidak puas dan mau menggagalkan (kesepakatan),” ujar Kurd.
Assad dan Kurdi masih berbeda pendapat soal masa depan Suriah. Namun, sejauh ini pasukan kedua kubu itu menghindari adu tembak antarmereka.
Pasukan Pemerintah Suriah mundur dari Afrin pada 2012. Sejak itu, milisi Kurdi mengontrol wilayah dekat perbatasan Suriah-Turki tersebut. Unit Perlindungan Rakyat (YPG) Kurdi menjadi kekuatan militer faktual di Afrin, terutama dalam perang melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS).
Salah satu pimpinan YPG, Sipan Hamo, mengatakan, YPG tidak keberatan dengan kehadiran pasukan pro Assad di Afrin. ”Kami tidak ada masalah dengan kehadiran tentara Suriah untuk mempertahankan Afrin dan perbatasannya dari okupasi Turki,” ujarnya.
Namun, Kurdi belum menyepakati sejauh apa kehadiran tentara Suriah di Afrin. Salah satu pimpinan Dewan Eksekutif Afrin, Othman al-Sheikh Issa, menyebut tugas pasukan pro pemerintah adalah menghalau serangan udara Turki dari Afrin. Selama ini, Kurdi kewalahan dengan itu.
Kurdi dan pemerintahan Assad secara faktual menguasai wilayah paling luas di antara kubu- kubu lain di Suriah. Kesepakatan kedua kubu untuk berkoalisi di Afrin diawasi sangat ketat. Sebab, langkah itu bisa membuka arah penyelesaian baru dalam perang saudara di Suriah.
Peringatan Turki
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu memperingatkan Suriah terkait keputusan itu. ”Jika pemerintah masuk untuk membersihkan PYD dan PKK, mereka bukan masalah. Akan tetapi, jika mereka datang untuk mempertahankan YPG, tidak ada yang bisa menghentikan kami,” ujarnya.
PKK merupakan partai politik Kurdi yang pernah memberontak di Turki. Adapun PYD merupakan partai politik Kurdi di Suriah. Turki menganggap PKK dan YPG sebagai teroris. Dalam berbagai kesempatan, Turki menyatakan invasi ke Afrin untuk mengejar teroris. Turki menegaskan tidak berniat menduduki Suriah.
Invasi Turki ke Afrin membuat hubungan para pihak di wilayah itu semakin rumit. YPG merupakan mitra AS dalam perang melawan NIIS. Sementara AS dan Turki terikat Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). AS juga menggunakan pangkalan udara Incirlik di Turki untuk berbagai operasi militer di Timur Tengah. (AFP/REUTERS/RAZ)