PALM BEACH, MINGGU — Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyalahkan Biro Investigasi Federal AS (FBI) dalam kasus penembakan di sebuah sekolah di Parkland, Florida, AS. FBI dianggap kecolongan dengan melewatkan informasi yang diperoleh karena terlalu sibuk mengurusi kasus dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden.
Serangan Trump disampaikan saat dia sedang berlibur akhir pekan di tempat peristirahatannya, Mar-a-Lago, di Palm Beach, Florida. ”Sangat menyedihkan bahwa FBI kecolongan membaca sinyal yang dikirimkan oleh penembak di sekolah Florida. Ini tidak bisa diterima,” tulis Trump di akun Twitter-nya, Sabtu (17/2) lalu.
”Mereka (FBI) terlalu banyak menghabiskan waktu berupaya membuktikan kolusi Rusia dengan tim kampanye Trump. Tidak ada kolusi,” ujar Trump. Tak cukup sampai di sini, esoknya presiden AS ini masih melempar lagi sejumlah kicauan, antara lain mengatakan bahwa Rusia menertawakan penyidikan yang sedang dilakukan FBI. Dia juga menyalahkan mantan Presiden Barack Obama telah gagal menghentikan intervensi Rusia dalam pemilihan presiden. Trump menyebut, yang berkolusi dengan Rusia adalah Hillary Clinton dan Partai Demokrat.
Kicauan Trump ini mengundang reaksi orang-orang Demokrat, Republik, serta memicu kemarahan murid-murid di sekolah yang baru mendapat serangan. Para siswa yang selamat mengecam Trump.
”Ya, Tuhan. Tujuh belas teman-teman kami tewas dan Anda berani-beraninya menghubungkan hal ini dengan Rusia?” tulis seorang murid. Sebagaimana diberitakan, Rabu pekan lalu, 17 siswa Marjory Stoneman Douglas High School di Parkland, pinggiran kota Fort Lauderdale, tewas dan belasan lainnya luka-luka akibat tembakan yang dilepaskan Nikolas Cruz.
Sejumlah anggota parlemen, termasuk mereka yang berasal dari Partai Republik, juga menolak tuduhan Trump. ”Banyak orang di FBI yang melakukan segalanya sehingga mereka bisa membuat kita selamat. Kenyataannya, itu dua masalah yang berbeda,” kata Tim Scott, seorang senator dari Partai Republik.
Mantan Wakil Jaksa Agung Sally Yates mengatakan di Twitter, ”Presiden kita memanfaatkan tragedi untuk menyerang investigasi atas intervensi musuh dalam demokrasi kita. Memalukan.”
FBI sejauh ini belum merespons kicauan Trump. Sebelumnya, lembaga ini mengakui menerima informasi melalui jejaring media sosial YouTube yang menyatakan ingin menjadi penembak profesional di sekolah. Pengunggah menyebut namanya Nikolas Cruz, sama dengan tersangka yang baru menembak di Parkland. Pejabat FBI me- nyatakan, informasi itu tidak diteruskan kepada polisi karena FBI tak berhasil mendapatkan identitas pengunggah.
(AFP/REUTERS/RET)