Para Dubes Diminta Cari Pasar
Romania, negara tempat tugas Amhar, adalah salah satu negara di kawasan Eropa timur dengan perekonomian yang terus meningkat. Selain itu, hubungan Indonesia-Romania sudah berlangsung sejak tahun 1950 saat Romania mendukung Indonesia sebagai anggota PBB. Oleh karena itu, kata Amhar, semestinya Indonesia mampu menjalin kerja sama ekonomi yang lebih baik.
Untuk hubungan IndonesiaJerman, kerja sama ekonomi menjadi salah satu fokusnya. Menurut Arif Havas, di antara negara-negara ASEAN yang berdagang dengan Jerman, Indonesia saat ini menduduki peringkat kelima setelah Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Memantau peluang
Ekspor Indonesia ke Jerman hanya 5 miliar dollar AS per tahun. Adapun Malaysia mampu mengekspor sampai 12 miliar dollar AS. Salah satu tugasnya sebagai duta besar yang bertugas di Jerman adalah memantau peluang untuk meningkatkan perdagangan Indonesia-Jerman.
Selain itu, tambah Arif Havas, Presiden juga meminta supaya Indonesia bisa mengirimkan lebih banyak mahasiswa untuk mengikuti pendidikan vokasi di Jerman. Adapun fokus lainnya terkait peningkatan jumlah wisatawan, kerja sama pembebasan visa diplomatik dan dinas, serta negosiasi area bebas dagang (FTA Indonesia dan Uni Eropa).
Peningkatan investasi juga salah satu yang menjadi konsentrasi kerja Muliaman Hadad sebagai Dubes RI untuk Swiss. ”Perjanjian FTA antara Swiss dan Indonesia perlu segera diselesaikan supaya bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan ekspor. Saya kira tidak hanya dengan Swiss, fokusnya pada peningkatan investasi dan ekspor,” tuturnya.
Untuk kerja sama ekonomi negara-negara ASEAN, Wakil Tetap RI untuk ASEAN Ade Padmo Sarwono menjelaskan, fokus saat ini adalah mengembangkan daya saing ASEAN, terutama Indonesia, dan menyelesaikan pembangunan infrastruktur. Konektivitas ASEAN diharapkan bisa segera terealisasi dan pembangunan infrastruktur di kawasan ini mempermudah alur perpindahan produk antarnegara.
Di sisi lain, kerja sama politik keamanan yang sudah berlangsung bisa terus diperkuat. Kerja sama penanganan terorisme dan kerja sama di bidang pertahanan juga terus ditingkatkan. Untuk menyudahi perselisihan di Laut China Selatan, kode tata berperilaku yang tengah dibahas juga perlu diselesaikan.
Dalam pembukaan Rapat Kerja Perwakilan RI dengan Kementerian Luar Negeri di Kementerian Luar Negeri, awal pekan lalu, Presiden Joko Widodo menekankan, semua duta besar dan kepala perwakilan Indonesia di luar negeri tak lagi bisa bekerja lambat. Semua harus sigap, gesit, dan responsif. (INA)