TOKYO, RABU - Pemerintah Jepang membeli 20 pesawat tambahan jenis pesawat tempur siluman F-35A selama enam tahun ke depan. Pesawat-pesawat tambahan itu akan dibeli secara utuh dari perusahaan Lockheed Martin Corp di Amerika Serikat tanpa perlu merakit di Jepang. Sumber yang tidak mau disebut namanya kepada kantor berita Reuters, Rabu (21/2), mengatakan, pembelian itu disesuaikan dengan anggaran dan jadwal produksi.
Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera membantah hal itu dan mengatakan sampai saat ini pihaknya masih mengkaji pesawat tempur yang dibutuhkan Jepang. Selain itu, Jepang juga berencana merakit sendiri pesawat siluman. Namun, karena pertimbangan biaya yang mahal, kemungkinan Jepang akan mencari rekan asing untuk berbagi beban.
Dengan membeli pesawat secara utuh dari perusahaan AS seharga sekitar 100 juta dollar AS akan bisa menghemat anggaran hingga 30 juta dollar AS per pesawat. Sebelum tambahan 20 pesawat itu, Jepang sudah memesan F-35A sebanyak 42 unit. Sebagian besar di antaranya tengah dirakit dan menjalani pemeriksaan akhir di pabrik Mitsubishi Heavy Industries di Jepang.
Pesawat-pesawat canggih itu diproyeksikan untuk mengganti skuadron F-4 Phantom yang telah menua. Pesawat F-35 tahap kedua akan digunakan untuk mengganti F-15 Eagle yang juga telah menua.
Unggul di kawasan
Kehadiran dan penambahan F-35A untuk memperkuat Tentara Bela Diri Udara Jepang akan membuat negara itu unggul di kawasan Asia Timur. Pembelian itu juga akan mengimbangi kekuatan China yang saat ini gencar membangun pesawat tempur canggih. Namun, di sisi lain ketergantungan Jepang pada teknologi militer AS meningkat.
Selain pembelian F-35A, para perencana militer Jepang juga berencana membeli pesawat jenis F-35B. Selain mengusung teknologi siluman, F-35B juga memiliki kemampuan untuk lepas landas dan mendarat secara vertikal.
Pesawat dengan kemampuan seperti itu akan mampu terbang dari pulau-pulau kecil di Laut China Timur. Pesawat juga bisa beroperasi dari kapal-kapal induk kelas Izumo yang mengangkut helikopter.
Kementerian Pertahanan Jepang akan mengeluarkan kajian pertahanan akhir tahun ini. Dalam kajian itu akan dipaparkan target keamanan Jepang sekaligus rencana belanja militer untuk lima tahun mulai April 2019. (REUTERS/LUK)