Menlu Retno Akan Temui Kontingen Garuda di Lebanon
Oleh
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi akan melakukan kunjungan ke Lebanon untuk bertemu dengan Kontingen Garuda yang bergabung dalam Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) pada 25-26 Februari. Pertemuan bertujuan untuk mengetahui kondisi mereka dan menunjukkan komitmen Indonesia dalam upaya perdamaian Lebanon.
UNIFIL adalah pasukan sementara yang didirikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1978 untuk memastikan gerak mundur Israel dari wilayah Lebanon dan menjaga perdamaian di wilayah perbatasan Lebanon dan Israel. Hubungan Lebanon dan Israel selalu diwarnai ketegangan selama berpuluh-puluh tahun. Saat ini, terdapat 15 negara yang tergabung dalam UNIFIL.
Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Grata Endah Werdaningtyas di Jakarta, Selasa (22/2), menyatakan, kunjungan Menlu Retno telah direncanakan sejak tahun 2017. Kunjungan akan difokuskan untuk melihat langsung pasukan Indonesia yang berada pada dua area sebaran, yaitu Port of Beirut dan Adchit Al Qusayr.
”Terdapat 110 personel dan satu kapal perang, yaitu KRI Usman-Harun (359), yang bergabung dalam Maritime Task Force (MTF) di Port of Beirut,” kata Grata, dalam Press Briefing Kemlu. MTF adalah salah satu komponen UNIFIL.
Menlu Retno pada hari pertama kunjungan dijadwalkan akan menginspeksi dan berdialog di atas kapal perang tersebut. Indonesia merupakan satu dari lima negara penyumbang kapal perang. Negara lainnya adalah Bangladesh, Jerman, Turki, Yunani, dan Brasil.
Pada hari kedua, Menlu akan berkunjung ke pasukan batalyon mekanis sebanyak 850 orang yang berada di Adchit Al Qusayr. Selain itu, terdapat 300 tentara yang bekerja dalam markas besar UNIFIL di bawah komando Mayor Jenderal Michael Beary asal Irlandia.
Indonesia memiliki 2.702 tentara di sembilan misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Untuk UNIFIL, Indonesia adalah negara penyumbang tentara terbesar, yaitu 1.290 personel, diikuti oleh Yunani.
Menurut Grata, kunjungan adalah bentuk apresiasi terhadap personel yang bertugas di sana. Saat ini, Indonesia merupakan bagian dari 10 besar negara penyumbang personel penjaga perdamaian terbanyak di dunia.
”Kunjungan juga merupakan kampanye bagi Indonesia untuk menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa periode 2019-2020,” katanya. Indonesia juga berkomitmen mengirim 4.000 tentara perdamaian dalam misi PBB.
Juru Bicara Kemlu Arrmanatha Nasir menambahkan, setelah dari Lebanon, Menlu Retno akan berangkat ke Afghanistan pada 27 Februari-1 Maret untuk mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla. Keduanya akan mengikuti konferensi perdamaian di Kabul, Afghanistan. (DD13)