Aksi tersebut memicu kekhawatiran bahwa mereka diculik oleh Boko Haram seperti yang terjadi terhadap 200 gadis Chibok, Negara Bagian Borno, Nigeria, April 2014.
Namun, Abdullahi Bego, juru bicara Gubernur Yobe Ibrahim Gaidam, Rabu (21/2) malam, berusaha menenangkan publik. Ia mengatakan bahwa sejumlah gadis telah berhasil diselamatkan oleh tentara Nigeria dari tangan teroris yang menculik mereka. ”Gadis-gadis yang berhasil diselamatkan itu sekarang dalam penjagaan tentara,” ucapnya.
Pernyataan Bego tersebut merupakan konfirmasi pertama bahwa para gadis itu benar diculik. Pada awalnya, para gadis dilaporkan melarikan diri bersama guru-guru setelah mendengar tembakan yang menyerang sekolah mereka.
Serangan Boko Haram ke Dapchi pada Senin malam memaksa mereka yang tinggal di asrama, termasuk para siswa sekolah yang dikelola oleh Pemerintah Nigeria itu, menyelamatkan diri ke semak-semak. Polisi dan Kementerian Pendidikan Nigeria semula menolak laporan bahwa para gadis tersebut diculik.
Menurut Bego, lebih dari 50 orang dari total 926 siswa masih hilang. Laporan awal menyebutkan, sekitar 90 siswa tidak masuk kelas pada Selasa. Namun, beberapa siswa dapat kembali ke asrama dalam 24 jam setelah insiden berlangsung.
Gadis bernama Aishatu Abdullahi, yang meloloskan diri dengan berjalan kaki dan menghabiskan malam dengan bersembunyi di sebuah rumah, menceritakan, militan Boko Haram terus menembak dan membuat para gadis bingung. Kemudian, para gadis berlarian.
”Kami melihat sejumlah orang memaksa siswa untuk masuk ke dalam kendaraan mereka. Banyak di antara kami yang trauma. Sejujurnya saya tidak mau kembali ke sekolah karena masih takut hal tersebut akan terjadi lagi,” ucap Aishatu.
Mengenai jumlah gadis yang berhasil ditemukan atau diselamatkan, Bego tidak memberikan keterangan detail. Namun, sumber yang merupakan pejabat militer senior di Maiduguri, ibu kota Negara Bagian Borno, menjelaskan, para siswa ditemukan di perbatasan Yobe-Borno.
”Mereka ditinggalkan bersama kendaraan. Kendaraan itu rusak dan teroris panik karena mereka terkepung oleh tentara,” ungkap sumber tersebut.
Merasakan kesedihan
Presiden Nigeria Muhammadu Buhari, lewat Twitter, menyatakan ikut merasa sedih atas penculikan tersebut. ”Saya merasakan kesedihan semua orangtua dari para gadis yang masih hilang. Saya berjanji akan melakukan yang terbaik dan memastikan mereka semua akan kembali dengan selamat,” ujar Buhari, Rabu malam.
Puluhan keluarga para gadis yang diculik itu cemas menanti kedatangan anak-anak mereka. Utusan pemerintah federal termasuk Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan Nigeria telah berada di Dapchi, Kamis.
Inuwa Mohammed, orangtua dari anak perempuan bernama Falmata (16) yang hilang dalam serangan Boko Haram tersebut, mengaku merasa ragu bercampur takut. ”Kami tak tahu berapa gadis yang kembali. Tidak ada orangtua yang mendapatkan kepastian bahwa anak mereka berada di antara siswa yang berhasil diselamatkan itu,” paparnya.
Menurut dia, apa yang bisa dilakukan orangtua hanya menunggu. ”Kami cuma bisa menanti gadis-gadis yang sedang menjalani identifikasi fisik dan nanti dikembalikan ke orangtua mereka. Kami hanya dapat menerka-nerka berapa orang yang kembali. Kami kini harus menunggu sampai akhirnya dapat bertemu dengan mereka,” ungkapnya.
Abubakar Shehu, salah satu kerabat gadis yang hilang, mengaku tidak ingin membuat perayaan prematur karena belum mengetahui peristiwa yang sesungguhnya. ”Saya tidak dapat tidur beberapa malam ini. Saya hanya bisa berdoa bahwa keponakan saya berada di antara mereka yang berhasil diselamatkan,” ucapnya.