Pada semua kasus penembakan massal yang pernah terjadi di Amerika Serikat, pelaku selalu memakai senapan serbu ala militer yang sama, yakni AR-15. Senjata itu harganya murah, mudah digunakan, dan mematikan. Senjata jenis ini pula yang dipakai pelaku penembakan sekolah di Florida, AS, yang menewaskan 17 orang. Setelah tragedi itu, publik kembali mendesak AR-15 dilarang untuk diperjualbelikan.
AR-15 adalah senjata semiotomatis. Artinya, tembakan tak hanya sekali, tetapi bisa beruntun beberapa kali tembakan dalam satu kali tarikan pelatuk dan dalam waktu cepat. Ada lagi senjata mematikan yang memiliki DNA seperti AR-15, yakni M-16 yang digunakan militer AS sejak Perang Vietnam. Senjata otomatis ini tidak boleh digunakan oleh warga sipil.
AR-15 menggunakan peluru kaliber 233 yang berkecepatan tinggi dan akurat mengenai sasaran jarak jauh. Peluru itu juga bisa menimbulkan luka yang lebar serta menghancurkan jaringan lunak dan organ tubuh bagian dalam. Peluru-peluru senjata ini mampu melesat hingga tiga kali kecepatan pistol biasa.
AR-15 menggunakan peluru kaliber 233 yang berkecepatan tinggi dan akurat mengenai sasaran jarak jauh.
Senapan serbu juga populer di kalangan pemburu. Apalagi pemburu yang mengincar buruan berjarak 400 meter. Pelaku penembakan massal Las Vegas, AS, Oktober lalu, Stephen Paddock menyimpan tumpukan senjata api termasuk senapan serbu. Ia menembakkan 1.100 peluru dari hotel ke arah kerumunan penikmat konser yang berjarak 400 meter. Jumlah korban tewas mencapai 58 orang dan 800 orang terluka. Ini penembakan massal paling mematikan sepanjang sejarah AS.
Mudah dimodifikasi
Bagi yang ingin memiliki AR-15, senjata itu relatif gampang didapat. Siapa saja bisa datang ke toko senjata dan membeli AR-15 setelah menunjukkan kartu identitas. Sebelum membeli, mereka seharusnya melalui pengecekan latar belakang oleh FBI agar ketahuan apakah punya catatan kriminal atau gangguan kejiwaan. Namun, proses ini bisa saja tidak dilakukan.
Industri senjata menjual sekitar 1,3 juta ”senapan olahraga modern dan senjata sejenis” setiap tahun.
Nikolas Cruz, pelaku penembakan Florida, legal membeli AR-15. Ia lolos pemeriksaan latar belakang oleh FBI. Padahal, ia baru berusia 18 tahun kala itu. Di banyak negara bagian AS, anak 18 tahun bisa membeli senapan. Jika tak mau datang ke toko, bisa dibeli via daring. Harga AR-15? 500 dollar AS saja.
AR-15 juga populer karena mudah dimodifikasi, dipasangi teleskop, magasin berkapasitas besar, dan aksesori lain. Menurut Yayasan Olahraga Tembak Nasional AS, industri senjata menjual sekitar 1,3 juta ”senapan olahraga modern dan senjata sejenis” setiap tahun. Jumlah senjata yang beredar di AS diperkirakan sebanyak jumlah penduduk di AS, yakni 320 juta.