Trump menyampaikan idenya saat bertemu dengan murid-murid, guru, dan orangtua korban penembakan di sekolah di Florida, beberapa waktu lalu. Pertemuan yang berlangsung di Gedung Putih, Rabu (21/2) waktu setempat, sempat diwarnai emosi dan air mata ketika di antara mereka mengungkapkan permintaan kepada presiden.
Sebanyak 17 orang tewas ditembak di Sekolah Menengah Atas Marjory Stoneman Douglas di Parkland, Florida. Pelakunya, Nikolas Cruz (19), adalah bekas murid sekolah tersebut yang dikeluarkan karena melanggar disiplin. Murid-murid yang selamat dari insiden ini terus mendesak pemerintah dan politisi agar melakukan sesuatu sehingga penembakan yang sering terjadi di sekolah-sekolah tidak terulang.
Trump berjanji akan membuat pengawasan sangat ketat terhadap pemilik senjata api. Namun, usulannya tentang pemberian senjata api kepada guru mendapat respons dingin dalam pertemuan itu. ”Kalau kalian mempunyai guru yang mahir memegang senjata api, mereka dengan baik bisa mengakhiri penyerangan dengan cepat,” kata Trump.
Dia mengusulkan agar 20 persen guru mendapat pelatihan untuk diam-diam membawa senjata api.
Saat pertemuan berlangsung dan disiarkan langsung televisi dari Gedung Putih, para murid sekolah di Florida turun ke jalan untuk menyampaikan pesan kepada penentu kebijakan agar segera mencari solusi.
Mereka membawa poster bertuliskan ”Jangan Pernah Lagi” dan ”Jadilah Orang Dewasa, Lakukan Sesuatu”. Para siswa berunjuk rasa di Tallahassee.
Federasi guru
Kontroversi segera bergulir. Ketua Federasi Guru Randi Weingarten menyatakan tidak setuju dengan rencana mempersenjatai guru. ”Ini merupakan ide paling buruk yang pernah saya dengar, sebuah rangkaian ide yang sangat buruk,” kata ketua federasi yang beranggotakan 1,7 juta guru ini.
Para pejabat di Asosiasi Nasional Sumber Daya Sekolah lebih cenderung menyewa lebih banyak petugas penegak hukum yang terlatih untuk memastikan murid tidak membawa senjata.
Meski demikian, ide Trump langsung disambut ratusan peminat. Kicauan Sheriff Richard Jones dari Ohio menyatakan, sudah ada 300 guru lokal yang ingin mendapat pelatihan menggunakan senjata. Mantan ketua parlemen Newt Gingrich juga mendukung ide Trump dengan mengatakan, setiap sekolah agar ada kelompok kecil guru yang dibekali senjata.
Sebaliknya, Senator Chris Murphy dari Connecticut menolak gagasan ini. Dia menuduh ini merupakan model bisnis baru industri senjata yang menggunakan kekerasan bersenjata untuk menjual lebih banyak lagi senjata dan menghasilkan keuntungan lebih besar lagi.
Robert Morphew, orangtua murid sebuah sekolah di Texas, menginginkan ada petunjuk yang jelas, termasuk untuk para guru yang akan mendapat pelatihan dan izin untuk membawa senjata di sekolah anaknya. Sebaliknya, orangtua lain tidak setuju. ”Mengapa saya berupaya mencegah seseorang memegang senjata dengan memberikan senjata kepada orang lain,” kata orangtua di Buffalo, New York.
Sebuah survei yang dipublikasikan oleh ABC News/Washington Post menyatakan, 42 persen warga AS yakin guru-guru yang dipersenjatai bisa mencegah penembakan Florida.
Senator Florida
Senator Florida Marco Rubio mendapat tentangan dari hadirin yang mengikuti dialog tentang senjata. Senator dari Partai Republik ini dianggap terlalu lemah memperjuangkan pengawasan senjata. Rubio juga menjadi sasaran kritik atas rencana Presiden Trump.
”Apa saya harus menggunakan rompi Kevlar? Mengikat senjata di kaki atau di meja saya,” kata Ashley Kurth, guru sekolah di Florida.