Perusahaan penerbangan Delta Air Lines dan United Airlines merupakan dua perusahaan yang baru bergabung memutus hubungan dengan Asosiasi Senjata Api Nasional (NRA). Dalam pernyataan yang disampaikan, Sabtu (24/2), perusahaan penerbangan Delta menyatakan akan mengakhiri kontrak pemberian diskon bagi kelompok NRA yang melakukan perjalanan.
Langkah serupa sudah dilakukan perusahaan-perusahaan asuransi, perhotelan, dan penyewaan kendaraan. Anggota NRA yang dikenal mempunyai lobi kuat mendapat akses khusus dari banyak perusahaan, mulai dari asuransi hingga klub peminum anggur. Perusahaan asuransi MetLife memutuskan menghentikan pemberian diskon. Hal sama dilakukan Symantec Corp, perusahaan peranti lunak yang membuat teknologi antivirus.
”Masukan dari pelanggan menyebabkan kami meninjau hubungan dengan NRA,” kata pejabat First National Bank of Omaha, Jumat. Jaringan hotel Wyndham dan Best Western menegaskan, mereka tak lagi berafiliasi dengan NRA. Begitu juga perusahaan penyewaan kendaraan Alamo, Avis, Budget, dan Hertz.
Langkah cepat yang diambil perusahaan-perusahaan tersebut sangat berbeda dengan yang pernah terjadi sebelumnya dalam menyikapi terjadinya penembakan massal. Penembakan di sekolah terbanyak memakan korban terjadi pada 2012, di SD Sandy Hook, merenggut 26 nyawa. Tahun lalu, tragedi penembakan besar terjadi di Las Vegas, dengan 58 orang tewas. Tanda pagar #BoycottNRA mendapat sambutan di Twitter sejak kejadian penembakan di SMA Marjory Stoneman Douglas, Parkland, Florida, yang menewaskan 17 orang.
Ahli ilmu politik dan politik senjata api, Bob Spitzer, mengatakan bahwa reaksi kali ini tampaknya merupakan respons mobilisasi pelajar. Namun, masih terlalu dini untuk mengatakan seberapa penting hal itu akan memengaruhi perdebatan soal penggunaan senjata api di AS.
Wakil Direktur Eksekutif NRA Wayne LaPierre, pekan lalu, mengatakan, pembelaan terhadap pengetatan pemilikan senjata telah mengeksploitasi penembakan Florida.
Insiden di Florida telah membuat peran NRA, yang begitu keras menentang segala bentuk pembatasan pemilikan senjata dengan dalih dijamin konstitusi, kembali jadi sorotan. Presiden Donald Trump menanggapi insiden Florida dengan memunculkan rencana membekali sebagian guru dengan senjata api. Dia juga akan meminta pelatihan bagi guru agar mereka bisa melindungi sekolah. ”Penembakan tidak akan terjadi lagi, pencegahan besar dan sangat murah. Terserah negara-negara bagian,” kata Trump melalui akun Twitternya.
Negara Bagian Florida menghadapi bermacam reaksi setelah penembakan massal di sekolah. Seorang murid yang selamat menganjurkan turis agar tidak datang ke Florida. ”Mari kita membuat kesepakatan,” tulis David Hogg, salah seorang penggagas tanda pagar ”gerakan jangan terulang lagi”.
Ajakan itu mendapat respons dari warga di Ontario, Kanada. ”Saya senang banyak orang Kanada dari waktu ke waktu melakukan perjalanan ke Florida untuk menghindari musim dingin. Saya tak bisa berbicara atas nama orang lain, tetapi saya tidak akan kembali sampai ada legislasi pengawasan senjata,” kata Wendy Glaab (60), yang sering ke Florida. (AFP/AP/REUTERS/RET)