JAKARTA, KOMPAS — Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan, setiap bangsa, termasuk rakyat Afghanistan, berhak mewujudkan perdamaian di negaranya sendiri meskipun saat ini berada dalam kondisi tak memungkinkan. Perdamaian harus sungguhsungguh diupayakan dengan komitmen dan tekad bulat dari rakyat Afghanistan.
”Afghanistan sudah lama jatuh dalam berbagai konflik selama 40 tahun. Rakyatnya pasti ingin hidup berdampingan satu dengan lainnya dalam damai dan sejahtera. Maka, saat pemerintah bersama ulama dan rakyat Afghanistan serta tokoh-tokoh negara itu ingin mewujudkan perdamaian, tak ada yang bisa menghalanginya. Mereka harus diberi kesempatan mewujudkan perdamaian,” kata Kalla kepada Kompas, Senin (26/2), di Jakarta.
Terkait dengan upaya bina damai (peace building) dan rekonsiliasi di Afghanistan, Wapres akan memulai kunjungan ke Afghanistan pada Selasa ini hingga Kamis (1/3). ”Kunjungan saya melanjutkan apa yang sudah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kenegaraan, akhir Januri,” tuturnya.
Sebelumnya, dalam kunjungannya selama enam jam di Afghanistan, Jokowi membahas kerja sama, khususnya terkait bina damai dan proses rekonsiliasi. Proses bina damai yang akan dilakukan harus ditopang dengan pembangunan ekonomi.
Selain meningkatkan kemampuan pengusaha Afghanistan agar dapat mendongkrak ekspor, pemerintah juga membangun klinik kesehatan. Sebelumnya, Pemerintah RI membangun Masjid As-Salam di Afghanistan. (Kompas, 30/1)
”Saya menjalankan tugas yang diminta Presiden untuk mewujudkan proses damai di sana. Indonesia diminta karena Indonesia tak memiliki kepentingan apa pun dalam konflik di Afghanistan, selain mewujudkan perdamaian, kesejahteraan, dan kerja sama Afghanistan-Indonesia,” ujar Wapres.
Bertemu para tokoh
Selain menghadiri Konferensi Perdamaian di Kabul yang diselenggarakan Rabu (28/2), Kalla akan bertemu dengan tokoh dan ulama di Istana Kepresidenan Afghanistan. Mereka, antara lain, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, Ketua Dewan Perdamaian Afghanistan (The High Peace Council/HPC) Karim Khalili, dan politisi senior Abdullah Abdullah.
Menurut Wapres, setelah proses di Afghanistan, Indonesia akan memelopori pertemuan ulama dari Afghanistan, Pakistan, dan Iran di Jakarta. Acara ini dipimpin langsung oleh Jokowi.
Sebelumnya, dalam pertemuan antara Kalla dan tokoh HPC Afghanistan, di kantor Wapres, Jakarta, 12 Februari lalu, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan, peran Indonesia semakin nyata membantu mewujudkan perdamaian di Afghanistan. Kontribusi dilakukan dengan memediasi pertemuan berbagai pemangku kepentingan.
Pada akhir pekan lalu, menurut pejabat Afghanistan, serangkaian serangan oleh kelompok ekstrem telah menewaskan lebih dari 20 orang. Serangan itu antara lain dilakukan oleh Taliban, Jumat, terhadap pos militer sehingga menewaskan 18 tentara. (REUTERS/ATO/HAR)