Berlin, MingguPemerintahan koalisi Jerman akan terbentuk pada pertengahan Maret ini setelah dua pertiga anggota SPD mendukung koalisi dengan kubu Merkel dalam pengumuman hasil referendum, Minggu (4/3).
Dengan demikian, Angela Merkel akan menjadi Kanselir Jerman untuk keempat kalinya. Jika ia bisa menyelesaikan masa jabatannya selama empat tahun, Merkel akan mencatat sejarah baru sebagai perempuan kanselir yang bisa menyamai atau bahkan melebihi periode jabatan mentor politiknya, Helmut Kohl (1982-1998).
Dukungan dari sekitar 66 persen anggota SPD jauh melebihi prediksi para pengamat. Apalagi, keterbelahan di partai ini sangat terasa, baik generasi muda maupun kalangan politisi senior SPD, menyuarakan tentangannya terhadap opsi koalisi.
Dalam delapan tahun terakhir, partai Merkel, Uni Demokratik Kristen (CDU), dan mitranya, Uni Sosial Kristen (CSU), berkoalisi dengan SPD. Sebagian kalangan SPD menganggap koalisi ini telah menyebabkan SPD kehilangan jati dirinya. Hal itu tecermin dari buruknya perolehan suara SPD dalam pemilu lalu, yang terendah sepanjang sejarah.
Ketua sayap generasi muda SPD yang paling vokal dalam menentang koalisi ini, Kevin Kuehnert, mengaku kecewa dengan hasil referendum. Namun, ia berjanji, generasi muda SPD (Jusos) akan terus bersikap oposisi pada pemerintahan. ”Kritik terhadap koalisi ini akan terus berlanjut,” kata Kuehnert melalui Twitter.
Merkel menyambut gembira hasil referendum SPD. ”Saya siap bekerja sama dengan SPD kembali untuk kebaikan negeri ini,” ujarnya.
Hasil ini juga mengakhiri krisis politik di Jerman yang berada dalam ketidakpastian selama lima bulan terakhir, berhubung pemerintahan lama tidak bisa mengambil keputusan penting dalam masa transisi.
Sikap CDU untuk ”mengalah” dengan memberikan sejumlah posisi kunci di kabinet pada SPD, antara lain menteri keuangan dan menteri luar negeri, menjadi penentu hasil referendum yang pro koalisi.
Disambut
Komisioner Eropa untuk Ekonomi dan Keuangan Pierre Moscovici mengucapkan selamat kepada SPD untuk pilihan yang menunjukkan ”tanggung jawab”. ”Jerman kini siap untuk terlibat dalam penguatan Eropa,” kata Moscovici.
Optimisme senada juga disampaikan Menteri Keuangan Perancis Bruno Le Maire. Perancis yang mengagendakan reformasi zona euro di Eropa sangat berharap Jerman segera mengegolkan gagasan itu. ”Siap untuk bekerja sama,” kata Le Maire.
Kalangan bisnis Jerman menyambut gembira pemerintahan akhirnya akan terbentuk. ”Saat Amerika Serikat memulai perang dagang dan China menantang kepemimpinan industri kita, kita berlama-lama berkutat dalam persoalan sendiri,” kata Direktur Serikat Dagang VDMA Thilo Brodtmann.
Dengan terbentuknya koalisi CDU/CSU dan SPD, maka sejarah baru terjadi di parlemen Jerman. Partai ekstrem kanan yang selama ini tabu masuk ke parlemen untuk pertama kali menjadi oposisi utama. Dalam pemilu lalu, AfD menempati posisi ketiga teratas
”Keputusan SPD untuk berkoalisi merupakan kehancuran bagi Jerman,” tulis AfD melalui Twitter. AfD berjanji akan menjadi oposisi yang keras terhadap pemerintahan Merkel dalam empat tahun ke depan. (AP/AFP/REUTERS/MYR)