Kabar mengenai kesepakatan untuk menggelar pertemuan puncak Korsel-Korut disampaikan oleh Seoul, Selasa (6/3) malam, setelah delegasi pejabat tinggi negara itu pulang dari pertemuan di Pyongyang. Dalam pertemuan di Pyongyang, Pemimpin Korut Kim Jong Un melakukan pembicaraan dengan Utusan Khusus Presiden Korsel Moon Jae-in. Pertemuan pejabat tinggi Korsel dengan Jong Un ini merupakan yang pertama kali sejak pemimpin Korut itu berkuasa pada 2011.
Pertemuan yang berlangsung pada Senin itu sekaligus menandai upaya kedua negara selama beberapa waktu terakhir untuk mengurangi ketegangan. Selama 2017, serangkaian uji coba nuklir dan rudal balistik dilakukan Korut sehingga terjadi ketegangan di Semenanjung Korea dan perang kata-kata Pyongyang-Washington.
Delegasi Korsel berkunjung ke Pyongyang selama dua hari sejak Senin. Mereka, antara lain, terdiri dari Direktur Keamanan Nasional Chung Eui-yong, Kepala Badan Intelijen Suh Hoon, dan Wakil Menteri Unifikasi Chun Hae-sung.
Menurut Chung, Jong Un dan Moon dijadwalkan bertemu di kawasan perbatasan di Panmunjom. Ia menambahkan, kedua belah pihak juga sepakat membuka jalur khusus komunikasi antarpemimpin tinggi negara.
Menurut Chung, dalam pertemuan di Pyongyang, pihak Korut menyampaikan bahwa tidak ada alasan bagi mereka untuk menyimpan persenjataan nuklir jika ancaman militer terhadap negara itu hilang dan keamanan rezim dijamin.
Lebih dari empat jam
Dua pertemuan puncak Korsel-Korut sebelum ini berlangsung pada 2000 dan 2007. Saat itu, Presiden Korsel dijabat oleh Kim Dae-jung dan Roh Moohyun. Adapun Pemimpin Korut saat itu adalah Kim Jong Il, ayah Jong Un.
Pembicaraan Jong Un dengan utusan khusus dari Korsel pada Senin berlangsung lebih dari empat jam, termasuk makan malam di Kantor Pusat Partai Pekerja yang berkuasa di Pyongyang.
Surat kabar Korut, Rodong Sinmun, yang menyuarakan kebijakan Partai Pekerja, memuat berita kedatangan delegasi Korsel di halaman depan, Selasa. Berita diberi judul ”Kamerad Kim Jong Un Menerima Utusan Khusus Presiden Korsel”.
Foto utama koran memperlihatkan Jong Un bersama para pejabat Korsel. Tujuh foto lain di halaman depan menggambarkan suasana perundingan dengan saudara perempuan Jong Un, Kim Yo Jong, duduk di sebelah Pemimpin Korut itu.
Delegasi Korsel datang ke Pyongyang setelah Jong Un mengirim Yo Jong untuk memimpin kontingen Korut ke Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang, Korsel, bulan lalu. Saat itu Yo Jong mengundang Presiden Korsel agar berkunjung ke Korut. Moon tidak segera menerima undangan ke Pyongyang dan menyatakan masih memerlukan ”kondisi yang tepat” untuk berkunjung ke Korut.
Perjalanan Yo Jong ke Seoul merupakan kedatangan pertama anggota dinasti penguasa Korut di wilayah Korsel setelah Perang Korea 1950-1953 berakhir. Kehadiran Yo Jong saat pembukaan Olimpiade Musim Dingin menjadi berita utama dunia.
Moon berusaha menggunakan Olimpiade Pyeongchang untuk membuka dialog antara Washington dan Pyongyang. Harapannya, kebuntuan penyelesaian isu nuklir di Semenanjung Korea dapat segera diakhiri.
Di sisi lain, Pyongyang selama ini menegaskan bersedia melakukan pembicaraan dengan AS, tetapi tanpa syarat apa pun. Negara itu bersikeras enggan melucuti senjata nuklir karena diperlukan untuk mempertahankan diri dari kemungkinan invasi AS. Sebaliknya, Washington meminta Korut mengambil langkah konkret menuju denuklirisasi sebelum negosiasi dilakukan.