Badan Geologi Amerika Serikat menyebut episentrum gempa berada 112 kilometer di selatan Porgera dengan kedalaman 10 kilometer. Lembaga itu mencatat hingga 10 gempa susulan dengan kekuatan M 4,7 hingga M 5,2. Papua Niugini rawan gempa dan termasuk daerah Cincin Api.
Warga setempat melaporkan, gempa terasa selepas tengah malam. Padahal, warga masih trauma oleh gempa sebelumnya.
Administrator Provinsi Hela, William Bando, mengatakan, korban tewas sebanyak 18 orang. ”Sepertinya Hides terdampak paling parah. Kami belum mendapat laporan korban dari sana. Akan tetapi, daerah itu adalah permukiman besar dengan banyak penduduk,” ujarnya.
Anggota DPR Papua Niugini dari daerah pemilihan Hela, Manasseh Makiba, mengatakan, warga masih mencari korban lainnya. ”Orang-orang sedang dicari di lumpur. Korban juga dibawa ke rumah sakit-rumah sakit,” kata Makiba.
Australia dan Selandia Baru berjanji meningkatkan bantuan. Australia akan mengirimkan tiga helikopter untuk mengirim bantuan bagi warga terdampak. Sementara Selandia Baru akan mengirimkan pesawat pengangkut peralatan medis dan tenda.
Memburuk
Komite Internasional Palang Merah (ICRC) mengingatkan, kondisi bisa memburuk jika hujan deras mengguyur wilayah tersebut.
”Kami mencemaskan masyarakat yang terbiasa tidur nyenyak saat musim hujan. Hujan deras bisa menyebabkan tanah longsor di lereng-lereng yang tidak stabil akibat gempa. Tanah longsor bisa mengakibatkan banjir dan mencemari air,” kata Direktur ICRC Papua Niugini Udaya Regmi.
Para sukarelawan masih kesulitan mencapai para korban dari gempa-gempa sebelumnya. Kerusakan jalan dan sulitnya medan di kawasan pegunungan menjadi penghambat utama.
ICRC memprediksi 143.000 orang terdampak gempa. Sebanyak 500 orang di antaranya cedera dan 17.000 orang kehilangan tempat tinggal. Banyak fasilitas kesehatan rusak dan tidak bisa melayani korban.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Papua Niugini masih terus memastikan berapa jumlah korban dari gempa-gempa sebelumnya. Petugas dari Persatuan Gereja James Komengi mengatakan, korban tewas di Provinsi Hela paling sedikit 67 orang.
Padahal, laporan resmi pemerintah menyebut 55 orang tewas. Akan tetapi, pemerintah tidak menampik jumlah korban tewas bisa lebih besar. Apalagi, masih ada gempa susulan di sejumlah wilayah negara itu.
Gubernur Pegunungan Selatan William Powi mengatakan, warga sangat trauma oleh serangkaian gempa. Ia belum bisa memastikan berapa jumlah korban akibat gempa terakhir. ”Kondisi ini di luar kemampuan pemerintah provinsi untuk menangani dampak kerusakan. Warga kami trauma dan sulit mengatasinya,” ujarnya.
Pemerintah provinsi akan mengutamakan perawatan kesehatan bagi yang terluka parah dan penyediaan air serta obat-obatan. Ia menyebut bantuan telat datang. ”Ini tugas besar. Hampir semua jalan hilang atau tertutup tanah longsor. Tatanan kehidupan terganggu dan harta warga hilang,” ujarnya.
Powi menyatakan, 39 warganya meninggal akibat tertimpa bangunan runtuh atau tertimbun tanah longsor. Jumlah korban bisa saja terus bertambah.