Benny D Koestanto dan Hamzirwan dari Sydney, Australia
·2 menit baca
Duta Besar Australia untuk ASEAN Julian Duke, ketika ditemui, Kamis (15/3), menyebutkan berbagai perkembangan terbaru yang dapat menjadi materi pembahasan. Perkembangan terbaru penting saat ini adalah kemungkinan terjadinya perang dagang setelah Washington menerapkan tarif impor baja dan aluminium.
Lewat perhelatan itu, untuk pertama kalinya pemimpin negara anggota ASEAN dan pemimpin Australia bertemu. KTT ASEAN-Australia menandai era baru hubungan kedua pihak.
Menurut Duke, kehadiran sedikitnya 50 pemimpin perusahaan berskala global akan menjadi kesempatan baik bagi pembahasan topik, seperti perang dagang, Kemitraan Trans-Pasifik baru (TPP 11), dan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP). ”Mereka dapat memberikan pendapat dan masukan kepada para pemimpin negara,” paparnya.
Duke mengatakan, Kertas Putih Kebijakan Luar Negeri Pemerintah Australia (Australia’s Foreign Policy White Paper) tahun 2017 memastikan prioritas tingkat tinggi Australia dalam dukungannya bagi ASEAN. Australia berkepentingan dengan stabilitas ASEAN. Kondisi ASEAN yang stabil terbukti menciptakan kemakmuran, memungkinkan anggotanya bekerja sama erat dalam perdagangan dan ekonomi.
Menurut Duke, KTT diharapkan menghasilkan aneka kerja sama, baik yang baru maupun penguatan kerja sama ASEANAustralia. Berbagai kerja sama itu akan diumumkan PM Australia Malcolm Turnbull, Minggu.
Presiden RI Joko Widodo akan tiba di Bandara Kingsford-Smith, Sydney, Jumat sore. Ia langsung mengikuti jamuan makan malam yang digelar oleh Turnbull untuk menghormati para pemimpin ASEAN.
Pemberantasan terorisme
KTT ASEAN-Australia diharapkan membangun pemahaman bersama pemimpin sepuluh anggota ASEAN dan Australia untuk memperkuat kerja sama IndoPasifik. Selama ini Indonesia telah memiliki kerja sama erat dengan Australia dalam bidang pemberantasan terorisme.
Peneliti pada Lowy Institute, Aaron L Connelly, menyatakan, penanggulangan terorisme menjadi salah satu fokus Pemerintah Australia di bidang keamanan. ”Sedikitnya ada 500 warga Australia yang diduga menjadi anggota Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS),” ucapnya.
Dalam bidang ekonomi, Indonesia mengimpor sapi bakalan hidup dari Australia. Kedua negara sedang menegosiasikan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA)
Dalam perjanjian ini, Australia meminta perguruan tinggi vokasinya bisa berdiri di Indonesia. Adapun Indonesia memperjuangkan poin tentang ekspor produk hortikultura dan otomotif.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, ada beberapa hal yang belum disepakati, seperti tarif serta jenis dan jumlah komoditas. (INA)