DAMASKUS, KAMIS — Ribuan warga sipil Suriah, Kamis (15/3), meninggalkan wilayah Ghouta timur yang dikuasai pemberontak menuju kawasan yang dikuasai oleh pemerintah. Pengungsian ini merupakan yang terbesar sejak Damaskus mulai menyerang besar-besaran area Ghouta timur.
Para penduduk, yang sebagian besar di antaranya merupakan perempuan dan anak-anak, mengungsi dengan berjalan kaki, naik mobil, dan sepeda motor melalui kota Hammuriyeh. Setelah melakukan penyerbuan pada Kamis tengah malam, militer Suriah memberikan kesempatan bagi warga sipil untuk meninggalkan wilayah Ghouta timur.
Para warga sipil kemudian sampai di pos pemeriksaan yang dikuasai oleh Pemerintah Suriah di Adra. Mereka membawa tas dan koper.
Pasukan Suriah telah merebut lebih dari 60 persen wilayah Ghouta dari milisi pemberontak sejak memulai penyerbuan sebulan silam. Tentara pemerintah juga berhasil memecah wilayah oposisi menjadi tiga kantong yang saling terpisah.
Bantuan kemanusiaan
Bantuan kemanusiaan juga kembali mengalir ke Ghouta timur, Kamis. Truk-truk pengangkut bantuan menuju Duma, kota terbesar di wilayah tersebut.
Komite Internasional Palang Merah (ICRC) mengirimkan 25 truk untuk membawa paket makanan ke Duma. Paket makanan itu hanya memadai bagi 26.000 orang. ”Bantuan ini hanya cukup untuk memenuhi sebagian kecil kebutuhan keluarga,” ungkap koordinator komunikasi ICRC, Pawel Krzysiek.
Konvoi itu merupakan pengiriman ketiga ke Duma dalam 10 hari terakhir. Dalam pengiriman kemarin, ICRC memasok gandum yang sudah dikemas dalam kantong-kantong dan sejumlah paket makanan.
Rusia, penyokong pemerintahan Suriah, menyebut 137 ton paket makanan dikirimkan ke Ghouta timur. Selain mengizinkan pengiriman bantuan, Suriah dan Rusia juga mengizinkan warga sipil mengungsi ke Damaskus, ibu kota Suriah yang dikontrol pasukan pemerintah. Kementerian Pertahanan Rusia menyebut 100 warga sipil meninggalkan Ghouta pada Kamis.
Evakuasi dan pengiriman bantuan harus mendapat persetujuan dari pasukan Pemerintah Suriah dan oposisi terlebih dahulu. Penyebabnya adalah kendaraan pengungsi dan pengangkut bantuan hanya bisa melewati rute yang disepakati pasukan pemerintah dan oposisi.
Bantuan ke Ghouta selama ini harus dikirim dari Damaskus. Pengiriman hanya dilakukan oleh ICRC, lembaga yang terafiliasi dengan ICRC, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Duma merupakan salah satu dari dua kota yang menjadi kubu pertahanan utama pasukan oposisi di Ghouta timur. Selain Duma, kubu utama oposisi berada di Hammuriyeh. Ghouta timur merupakan kawasan yang terdiri atas sejumlah kota dan desa di dekat Damaskus, ibu kota Suriah.
Sampai sekarang, Duma masih dikontrol kelompok Jeis al-Islam yang ditaksir berkekuatan sekitar 15.000 milisi, sedangkan sebagian Hammuriyeh sudah dikontrol oleh pasukan Suriah. Tidak ada kejelasan seluas apa penguasaan pasukan pemerintah atas Hammuriyeh. Hal yang pasti, kontrol pasukan pemerintah atas Ghouta terus bertambah besar. (AFP/REUTERS/ATO/RAZ)