Terpilihnya Presiden Vladimir Putin (65) untuk keempat kalinya dengan dukungan sekitar 76,6 persen suara menunjukkan bahwa ia tetap menjadi sosok yang paling populer dan berkuasa di Rusia. Dengan partisipasi 67 persen pemilih, bisa disebutkan bahwa sekitar 56 juta warga Rusia mendukung Putin.
Putin tak memiliki oposisi. Meski ada kandidat lain yang berkompetisi dalam pemilu, pandangan mereka ”satu jalur” dengan Putin. Satu-satunya kandidat oposisi, Aleksei Navalny, yang dianggap mampu menggerakkan kaum muda Rusia, dilarang mencalonkan diri oleh komisi pemilu Rusia dengan alasan yang diyakini Barat sebagai ”politis”.
Mengapa Putin tetap populer di mata rakyatnya? Di bawah kepemimpinan Putin rakyat Rusia merasakan bahwa dunia internasional kembali menaruh hormat bahkan ”takut” pada Rusia setelah buyarnya kejayaan Uni Soviet. Putin mampu membangkitkan kembali nasionalisme rakyat seperti ketika era Perang Dingin di mana Rusia merupakan negara adidaya yang ditakuti. Ia dinilai berhasil mengelola kecemasan warga Rusia terhadap dampak globalisasi dengan kampanye populisnya seperti ancaman imigran.
Hasil survei yang dikutip The New York Times. Minggu (18/3), menunjukkan, mayoritas pemilih yang memberikan suara berusia di atas 45 tahun. Partisipasi pemilih berusia 18-25 tahun hanya 9 persen. Mayoritas generasi muda bersikap apatis karena menganggap suara mereka tak akan punya dampak.
Relasi internasional
Selama berkuasa, Putin telah menunjukkan sikap ”tak taat” pada aturan global. Rusia tanpa ragu menganeksasi Krimea yang merupakan wilayah Ukraina pada 2014. Invasi itu berujung pada sanksi ekonomi dari Uni Eropa dan sejumlah negara lain, seperti AS, Kanada, Norwegia, dan Australia. Sebaliknya Putin menganggap dunia internasional telah bersikap tak adil dalam merespons sejumlah kebijakannya.
Hubungan Rusia dan Eropa semakin mengeras setelah Rusia diduga terlibat dalam penyebaran hoaks dan mengintervensi pemilu di sejumlah negara Eropa, seperti Jerman dan Perancis. Hubungan Rusia dan Inggris juga memburuk setelah mantan agen Rusia di Inggris terkena bahan beracun Novichok. London menuduh Rusia berada di belakang peristiwa ini yang berujung pada pengusiran 23 diplomat Rusia dari Inggris.
Menurut AFP, ada sejumlah tantangan sosial dan ekonomi yang akan dihadapi pemerintahan Putin, di antaranya semakin kecilnya angka kelahiran sehingga dalam 10-15 tahun ke depan Rusia akan kekurangan tenaga ahli muda. Terkait itu, Rusia juga menghadapi masalah dalam penanganan pensiun karena semakin banyak angkatan kerja yang akan memasuki masa pensiun sehingga akan membebani anggaran negara.
Rusia juga sangat membutuhkan kehadiran investor asing dan karena itu harus mampu menciptakan lingkungan yang ramah investor, antara lain pajak industri yang rendah dan melonggarkan birokrasi yang rumit. Rusia juga harus mampu melakukan diversifikasi dan tidak menggantungkan ekonominya hanya pada sektor komoditas.
Tantangan lain yang tak kalah penting dalam enam tahun pemerintahannya ke depan adalah Putin harus mempersiapkan calon pengganti yang dipercayanya. (MYR)