Selasa (20/3), kedua negara, AS dan Korsel, mengumumkan bahwa jadwal latihan akan dimulai pada 1 April mendatang. Jika biasanya latihan tahunan berlangsung selama dua bulan, kali ini latihan hanya akan dilakukan selama sebulan. Meski demikian, kata pejabat Korsel dan AS dalam pernyataannya, latihan ini akan berukuran sama dengan tahun lalu.
Latihan rutin sempat tertunda karena Korsel menggelar dua acara besar, Olimpiade Musim Dingin dan Paralimpiade.
Tentara Korsel dan tentara AS akan bergabung mengikuti sejumlah latihan lapangan yang mereka namakan ”Foal Eagle”. Adapun bentuk latihan lain, yang disebut ”Key Resolve”, lebih berupa latihan simulasi penggunaan komputer. ”Latihan gabungan kami berorientasi pertahanan, tidak ada alasan bagi Korea Utara untuk memandang sebagai provokasi,” kata Letnan Kolonel Christopher Logan, juru bicara Pentagon.
Logan mengungkapkan, latihan gabungan akan melibatkan 23.700 tentara AS dan 300.000 pasukan Korsel.
Senjata strategis
Sumber di kementerian pertahanan mengatakan, dalam latihan nanti, belum ada rencana apakah AS akan membawa aset strategisnya, seperti kapal induk, kapal selam bertenaga nuklir, dan pengebom supersonik, seperti pada latihan sebelumnya.
Choi Kang, Wakil Direktur Studi Kebijakan Institut Asan di Seoul, berpendapat, latihan kali ini akan lebih ringan. Dia membandingkan dengan latihan tahun lalu di tengah provokasi peluncuran rudal Korut yang bisa menjangkau AS. ”Sekarang itu gaya dialog sehingga mereka mencoba untuk mengikuti dengan itu,” katanya.
Latihan bersama digelar menjelang pertemuan penting antardua Korea serta antara Presiden Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong Un. Menurut rencana, kedua pertemuan akan berlangsung April dan akhir Mei.
Bertemu di Finlandia
Finlandia tampaknya akan dilibatkan sebagai fasilitator dalam pertemuan tingkat tinggi AS dan Korut. Hal ini dikemukakan secara sepintas oleh Menlu Finlandia Timo Soini, Senin.
Diplomat senior Korut, Choe Kang Il, sejak hari Minggu telah berada di Helsinki untuk bertemu dengan ahli keamanan Korsel dan mantan Duta Besar AS di Korsel Kathleen Stephens. Pertemuan terjadi hanya dua hari setelah Menlu Korut Ri Yong Ho melakukan pertemuan diplomatik dengan Swedia.
Menjawab kantor berita setempat, Menlu Soini mengatakan, negaranya akan membuat pertemuan ”mungkin terjadi” dengan membantu mempersiapkannya.
Spekulasi yang sempat beredar menyebutkan, pertemuan Presiden Trump dan Jong Un akan dilakukan di Swedia.