TAIPEI, RABU — Ketegangan terjadi di Selat Taiwan, Rabu (21/3), setelah militer Taiwan mengerahkan sejumlah pesawat jet dan kapal guna menempel pergerakan kapal induk China, Liaoning, yang melintasi perairan itu sejak sehari sebelumnya. Sementara itu, kehadiran pejabat Amerika Serikat di Taipei yang bertemu Presiden Tsai Ing-wen diprotes oleh Beijing.
Taiwan mengungkapkan, Liaoning terlihat meninggalkan perairan di sisi barat Taiwan itu pada Rabu siang. Liaoning diiringi sejumlah kapal China lainnya.
Dinyatakan bahwa Liaoning terlihat berpatroli dalam rangka latihan. Taiwan meminta warganya untuk tidak mengindahkan keberadaan dan aktivitas armada laut Beijing.
Liaoning memasuki Selat Taiwan seiring dengan pidato Presiden China Xi Jinping, Selasa lalu. Dalam pidato itu, Xi menegaskan akan melawan upaya apa pun yang hendak memecah belah negara China.
”Semua aksi dan tipuan untuk memecah belah negeri ditakdirkan untuk gagal dan bakal dikecam oleh masyarakat sekaligus dihukum oleh sejarah,” kata Xi dalam penutupan sidang parlemen China.
Liaoning, kapal buatan Uni Soviet, pertama kali melintasi Selat Taiwan pada Januari tahun lalu. Hal itu dinilai Taipei sebagai unjuk kekuatan Beijing. Liaoning kembali melewati selat itu pada Juli 2017 dengan rute menuju Hong Kong dan kembali menuju Beijing, Januari tahun ini.
China yang menyatakan Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya menggencarkan patrolinya di dekat pulau itu sejak Tsai menjadi presiden, Mei 2016.
Protes
Sementara itu, Beijing memprotes Pemerintah AS atas kunjungan Wakil Asisten Menteri Luar Negeri AS Alex Wong ke Taipei. Wong berbicara di depan sebuah forum makan malam yang dihadiri Tsai.
”Kami meminta AS untuk patuh terhadap prinsip Satu China,” demikian pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, di Beijing.
Hua mendesak AS untuk menghentikan kontak dan pertukaran dalam bentuk apa pun dengan Taiwan sekaligus mengelola isu-isu terkait Taiwan dengan sebaik-baiknya. Hal itu, menurut Beijing, dilakukan sebagai upaya untuk ikut menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
Dalam acara di Taipei itu, Wong menyatakan, Taiwan tidak dapat lagi dikucilkan secara tidak adil dari forum internasional. ”Itulah sebabnya kebijakan AS mendorong penghormatan dan perlakuan yang memadai terhadap peran Taiwan di dunia,” ungkapnya.
Pernyataan tersebut disampaikan terkait dengan upaya Beijing selama ini untuk membatasi peran Taiwan di dunia internasional.
China tetap berharap Taiwan bersatu kembali dengan Beijing, bahkan dengan pengerahan kekuatan jika diperlukan. Kedua pihak berpisah sejak perang sipil tahun 1949. (AFP/AP/BEN)