Pengumuman mengenai pertemuan kedua pemimpin baru disampaikan saat Kim sudah kembali ke Pyongyang. Sebelum itu, tidak ada pengumuman apa-apa dan media hanya bisa menduga-duga bahwa Kim sedang berkunjung ke Beijing.
China menyebut kedatangan Kim sebagai kunjungan tidak resmi. Beijing merupakan tempat pertama Kim melakukan kunjungan luar negeri sejak berkuasa pada 2011.
Para analis menilai kunjungan Kim sebagai bagian dari persiapan Pyongyang menghadapi pertemuan dengan Korea Selatan dan AS. Namun, kantor berita Korut, KCNA, tidak menyebutkan pernyataan Kim perihal komitmennya atas denuklirisasi ataupun persiapan Pyongyang menghadapi pertemuan dengan Korsel dan AS.
Kementerian Luar Negeri China menyatakan, Kim menggambarkan situasi Semenanjung Korea membaik kepada Xi. Hal itu bisa terjadi karena Pyongyang mengambil inisiatif menurunkan ketegangan sekaligus mengusulkan pembicaraan tentang hal itu dengan Korsel dan AS.
”Hal ini merupakan sikap konsisten kami atas komitmen terhadap denuklirisasi di semenanjung sesuai dengan keinginan dari Presiden Kim Il Sung dan Jenderal Besar Kim Jong Il,” demikian pernyataan Kim Jong Un sebagaimana dikutip Kementerian Luar Negeri China.
Ditegaskan bahwa Pyongyang berketetapan hati untuk berdialog dengan Washington. Pyongyang juga menyatakan kesiapannya untuk menggelar pertemuan kedua negara.
”Hal terkait denuklirisasi di Semenanjung Korea dapat selesai jika Korsel dan AS merespons upaya-upaya kami dengan niat baik, menciptakan suasana damai dan stabilitas dengan cara menempatkan ukuran yang progresif serta sesuai dengan realisasi pencapaian perdamaian itu,” lanjut Kim.
KCNA memberitakan, Kim menyatakan kunjungannya ke Beijing adalah upaya Pyongyang untuk mempertahankan persahabatan sekaligus mempererat hubungan bilateral kedua negara, termasuk dalam dinamika Semenanjung Korea. Xi diungkapkan menerima undangan untuk berkunjung ke Pyongyang.
Tanggapan Trump
Presiden AS Donald Trump mengakui bahwa dirinya dikontak pihak Beijing. Melalui Twitter, Rabu, Trump menyatakan, dirinya diinformasikan oleh China bahwa pertemuan Kim dengan Xi berlangsung dengan baik. Disampaikan pula kepada Trump bahwa Kim siap bertemu dengan dirinya.
Trump lewat Twitter kembali menyampaikan sikap AS terhadap program nuklir Korut, yakni tetap tegas dan keras dalam penerapan sanksi.
Gedung Putih mengaku terus menjalin komunikasi dengan Beijing. Mereka mengungkapkan bahwa Trump mendapatkan pesan secara pribadi terkait pertemuan Kim dengan Xi.
”AS tetap menjalin kontak secara lekat dengan sekutu-sekutu kami, Korsel dan Jepang. Kami memperhatikan perkembangan itu sebagai bukti lebih jauh bahwa upaya kami menekan secara penuh menghasilkan suasana yang tepat dalam kerangka dialog dengan pihak Korut,” demikian pernyataan Gedung Putih.
Analis menilai, pertemuan China-Korut memperkuat posisi Pyongyang menjelang pertemuan Kim dengan pihak AS. Bagi Beijing, pertemuan Xi-Kim menempatkan Pemerintah China tetap berada dalam setiap proses politik yang sedang dan bakal dilakukan terkait dinamika Semenanjung Korea.
”Tampaknya Korut belum siap untuk berurusan dengan AS tanpa dukungan dan bantuan dari sekutu abadinya, China,” kata Han Suk-hee, profesor di Yonsei University, Korsel.